28. Jawaban

533 127 63
                                    

Maaf temen-temen baru update xixixi
Btw aku seneng banget kalau komennya banyak kayak kemarin. Dan maaf kalau chapter kali ini gaya bahasanya aneh, Happy Reading.....












"Ethan......"

Hanya satu kata yang mampu Retta ucapkan saat beberapa langkah didepannya itu ada Saudara kembarnya berdiri dikelilingi laki-laki berseragam dengan tubuh kekar yang tak lain adalah polisi. Ethan hanya menunduk kedua tangannya diborgol kedepan.

Dunia Retta benar-benar hancur, dia berharap ini semua hanyalah sebuah mimpi. Dengan sekuat tenaga Retta berlari mendekati Ethan, tetapi dihalang oleh beberapa polisi tadi.

"Pak jangan bawa saudara saya, saya mohon..." Retta memohon dengan suara bergetar, dia juga tidak tau kenapa Ethan sampai harus ditangkap seperti ini.

Ethan mencoba mengangkat kepalanya menatap Retta, mereka berdua sudah sama-sama banjir air mata.

"Tapi saudara Ethan sudah melakukan kesalahan lantaran mengkonsumsi obat-obatan terlarang"

Lagi-lagi Retta menggeleng tak percaya. Dia tidak percaya lelaki yang selama ini penuh dengan kecerian, selalu mencoba menghibur Retta, selalu bersikap baik pada Retta mengkonsumsi obat-obatan seperti itu.

"Bapak pasti salah orang, Ethan gak mungkin kayak gitu !" Seru Retta tangisnya semakin menjadi.

"Pak tolong lepasin saya sebentar aja, saya ingin meluk saudara saya. Tolong pak" pinta Ethan, detik berikutnya polisi yang berada disisi kanan dan kiri Ethan melepaskan tangannya yang sedari tadi menahan kedua pada lengan Ethan, membiarkan Ethan untuk memeluk Retta walaupun tangannya masih tetap terkunci.

Gadis itu langsung menghambur kepelukan Ethan, memecahkan tangis yang terdengar sangat memilukan, begitupun juga dengan Ethan. Retta memeluknya erat dia takut setelah ini tidak akan bisa lagi memeluk Ethan. 

Ethan sedikit mendorong tubuh Retta, untuk melepaskan pelukannya. "Maaf...." ucapnya sambil menundukan kepalanya, tak kuat jika untuk menatap mata Retta.

Kedua tangan Retta mencoba untuk menangkup wajah Ethan, agar sang empu mau menatapnya. "Ethan lihat gue...." bak dihipnotis Ethan mengangkat kepalanya menatap netra milik saudaranya.

"Berat banget ya masalah yang lo hadapin sampai lo pakai obat-obatan kayak gitu ? Terus lo anggap gue apa ? Kenapa lo gak mau cerita kegue ?"

Ethan menarik nafasnya dalam-dalam, mencoba tersenyum walau getir yang dia rasakan, dia mencoba menghapus air mata yang berada dipipi Retta "Setelah ini tolong lupain gue,"

"Sudah ya mbak, tolong kerjasamanya. Saudara Ethan harus dibawa kekantor polisi untuk dimintai keterangan." Ucap salah satu polisi.

Retta tidak mengindahkan kalimat yang keluar dari anggota polisi tadi, lagi-lagi Retta memeluk erat Ethan, gadis itu tidak mau Ethan pergi.

"Please Ethan jangan tinggalin gue lagi..."

"Maaf Re gue gak bisa" bisik Ethan tepat ditelinga Retta. 

Saka yang sedari tadi diam menyaksikan, kini mencoba untuk membawa Retta menjauh dari Ethan. Detik berikutnya Ethan dibawa pergi dari sana.

Saka mencoba untuk memeluk Reta, dia tau pelukan tidak dapat menyelesaikan masalah tapi setidaknya ada bahu untuk Retta bersandar.

"Kenapa semuanya jadi kayak gini sih ka ? Kenapa orang yang gue sayang pada pergi ?"

"Sampai akhir gue bakal selalu ada buat lo Retta"

Lo Jangan percaya sama siapapun, selain diri lo sendiri.

.

.

RETHAN |  Heeseung X Ryujin [√ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang