01. Gosip

1K 153 20
                                    

Retta mengerjapkan matanya beberapa kali, saat cahaya matahari masuk melewati celah jendela. Lantas Retta membuka matanya, Retta menyadari sekarang dirinya sedang berada dikamar Ethan. Semalam dia mengiyakan tawaran dari saudara kembarnya itu. Gadis itu meraih ponselnya jam menunjukan pukul setengah tujuh. Satu jam lagi dirinya harus sampai dikampus. Retta celingukan mencari seseorang, Yakni Ethan.

Netranya menjuru kesemua sudut kamar, dan Ethan sedang tertidur disofa yang berada didepan tempat tidurnya. Retta beranjak dari duduknya, dia mengamati Ethan yang tertidur pulas, tubuhnya meringkuk karena tinggi badan Ethan yang lebih panjang ketimbang sofanya. Gadis itu jadi merasa bersalah.

"Kenapa juga gue harus bersalah, dia sendiri yang minta tidur disofa" batin Retta. 

Retta terkekeh saat melihat Ethan yang mengecap-ngecap bibirnya sendiri, menurut Retta saudara kembarnya itu seperti bayi kalau sedang tertidur seperti ini. Tangan Retta terulur untuk mengelus pucuk rambut Ethan "Sleep well adik bongsor" lalu dirinya keluar dari kamar Ethan.

Keadaan ruang tamu sudah rapih kembali, pasti asisten rumah tangganya harus berkerja ekstra mengingat sekacau apa keadaan ruang tamunya semalam. Retta memutuskan untuk mandi.

Beberapa menit kemudian gadis itu selesai mandi, dia baru ingat jika tas nya tertinggal dikamar Ethan. Retta menghela nafas panjang, dia malas harus naik tangga lagi untuk menuju kamar Ethan.

"ANJIR !" pekik Retta dia buru-buru menutup matanya saat Ethan hanya memakai celana dalam.

"Heh, kenapa gak dikunci sih pintunya ? Gue kan jadi lihat" Protes Retta.

"Lah terus kenapa ?" Tanya Ethan tak bersalah.

"Lah terus kenapa lo bilang ? Ya kita udah dewasa, bukan anak kecil lagi" sahut Retta masih menutup kedua matanya.

"Udah dipakai belum celananya ?"

"Udah kakak ku~"

Retta membuka matanya, kemudian mengambil tas miliknya dan berlalu tanpa permisi. Sedangkan Ethan buru-buru memakai bajunya dan mengejar Retta. Setelah berfikir semalaman, Ethan sepertinya harus memperbaiki hubungannya dengan Retta, walaupun Ethan masih ragu apakah Retta akan mau menerimanya.

Ethan duduk disebelah kursi yang sedang  Retta duduki, Retta sedang menyantap sarapannya. Gadis itu memutar bola matanya malas, padahal kursi kosong masih banyak, kenapa juga Ethan duduk disebelahnya.

Ethan sibuk mengoleskan selai pada roti tawar, tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang menyentuh bagian lehernya. Pemuda itu sedikit terkejut ketika melihat tangan mungil milik Retta sedang mengoleskan sesuatu pada lehernya.

"Lo pacaran sama drakula apa sama vampir sih ? Sampai ungu kayak gini leher lo ?" Tanya Retta sambil mengoleskan concelear pada bekas keungungan yang diciptakan dari gaya pacaran Ethan yang brutal. Dan pagi itu Ethan memakai kaos pendek berwarna mustard yang dipadukan dengan kemeja lengan pendek berwarna hitam, membuat tanda tadi terlihat sangat jelas.

"Pacaran sama werewolf" sahut Ethan tak bersalah.

Retta terkekeh dibuatnya "Nah kalau senyum kayak gitu kan kelihatan cantiknya" celetuk Ethan, Retta menghentikan kekehannya.

"Sekali lagi gue lihat leher lo begitu, gue gak bakal ngakuin lo sebagai kembaran gue"

"Emang selama ini lo ngakuin gue sebagai kembaran lo ? Enggak kan ? Lo selalu minta kegue seakan akan kita gak ada hubungan apa-apa"

"Gue bi..."

"Maaf mbak Retta, mengganggu waktu sarapannya" celetuk satpan rumah keluarga Retta, memotong pembicaraannya tadi.

RETHAN |  Heeseung X Ryujin [√ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang