23. XOXO

672 116 35
                                    

⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️











"Retta !" Teriak Ethan saat dirinya berhasil meraih tubuh Retta sedikit lagi tubuh gadis itu tertabrak sebuah taxi kalau tidak cepat Ethan merengkuhnya.

Nafasnya tersengal-sengal, tubuh Retta masih dalam dekapan Ethan.

"Lain kali kalau mau berantem jangan dijalanan Mas ! Bahaya ! Anak jaman sekarang kalau pacaran ada-ada aja !" Keluh supir taxi yang sedikit lagi menabrak Retta.

Ethan mengangguk "Iya pak maaf"

Retta buru-buru melepas pelukan Ethan darinya. "Lepasin gue gak ?"

"Retta, lo mau kemana ? Pikiran lo masih kacau dan sekarang hujan. Nanti lo sakit"

Ethan semakin mengeratkan dekapannya, malah membuat Retta frustasi dibuatnya.

"Please, lepasin gue. Gue pingin sendiri..." lirih Retta, Ethan merutuki perbuatannya sendiri, tidak seharusnya tadi dia bersikap acuh, selama ini dia selalu berjanji pada Retta. Ethan akan selalu ada untuknya, tapi hal tadi sudah membuat Retta kecewa karenanya.

"Maafin, gue ya ? Kita cari jalan keluar dari masalah ini sama-sama."

Retta menggeleng lemah, gadis itu memukuli dada Ethan berulang kali. Awalnya tidak sakit tapi lama kelamaan dada Ethan sesak juga dibuatnya. Ethan memegangi kedua tangan Retta. Saudara kembarnya itu sudah pucat pasi, ditambah sekarang hujan, tubuhnya menggigil.

"Gue benci sama lelaki yang datang dihidup gue ! Papa, Haris, lo ! Kalian semua sekongkol buat gue gila !" Retta berusaha untuk mengungkapkan segala unek-uneknya, sampai dadanya merasa sangat sesak dan merasa ingin muntah sangking sakitnya. Dia bahkan menarik rambutnya mengakibat banyak helaian rambut yang menempel pada telapak tangannya.

"Gue benci banget sama lo, lo sekarang kembali jadi orang asing bagi gue than...." Retta tak bisa melanjutkan kalimatnya tadi, Kepalanya merasakan sakit yang luar biasa. Retta merasakan sesuatu yang keluar dari hidungya.

"Retta, lo mimisan. Kita kerumah sakit ya ?" Bujuk Ethan hendak menggendong Retta, tetapi Retta lebih memilih berdiri dengan sisa tenaganya, dia menyeka darah yang terus bercucuran dari hidungnya. Ini efek dari kelelahan yang Retta alami secara mental maupun fisik.

Ethan mencoba mengejar Retta, tetapi terlebih dulu Retta menghentikan taxi dan pergi jauh dari Ethan.

"Gimana mbak, mau jalan apa enggak ? Pacarnya mbak bilang jangan jalan ?" Tanya sang supir taxi.

Retta yang sedang menyandarkan kepalanya sambil memejamkan matanya, hanya bisa menggeleng lemah "Jalan aja pak"

.

.

.

.

.

Ethan sedang kebingungan mencari keberadaan Retta, sekarang sudah jam 11 malam. Tetapi Ethan belum juga mendapat kabar mengenai Retta, dia sudah mencoba ketempat yang Retta kunjungi, menghubungi temannya tapi hasilnya nihil.

Ethan memukul keras stir kemudinya, dia akui ini semua karena ulahnya. Dia ingin meminta bantuan sang ayah tetapi Ethan sadar dia tidak menyimpan nomor Raynar. Tapi seperti ada ikatan batin, tak diduga ada panggilan masuk pada ponsel Ethan, dan panggilan itu dari sang ayah.

"Bisa jelasin kenapa tadi kamu gak mau jadi wali nya Retta  ? Papa kan selalu pesan sama kamu, kalau papa gak ada waktu buat Retta,  tolong Ethan yang gantiin papa"

"Nyenyeneyenyeneye"

"Gak usah ngeledek kayak gitu Ethan, papa serius !"

"Sekarang Ethan tanya, kapan papa ada waktu buat Retta ?"

RETHAN |  Heeseung X Ryujin [√ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang