At the end.

674 81 25
                                    

So Eun menutup matanya, ketika ia melihat pisau itu sudah sangat dekat dengan lehernya.

Waktu seakan melambat, mengharapkan seseorang datang meski kemungkinannya kecil. Ia hanya berteriak dalam hati.

Walau nanti ia yang akan terluka, setidaknya ia sudah melindungi adik kecilnya sendiri, Lee Hyeri.

"Yak! Apa yang kau lakukan bajingan!" So Eun mendengar suara orang lain dalam pejaman matanya. Dan sepertinya ia tahu siapa,

Suara itu disusul dengan suara tonjokkan yang begitu keras dan menakutkan. So Eun membuka matanya, melihat Kim Bum yang sedang menarik pria menakutkan itu untuk jauh darinya. Lalu mengangkat kerah bajunya dan menonjok rahang wajahnya sekali lagi.

"Kau pikir kau hebat dengan melawan wanita?! Dasar pengecut!"

So Eun tak bisa bergerak sedikitpun melihat pandangan itu. Pikirannya menyuruh ia untuk lari sejauh mungkin, namun hatinya ingin tetap melihat Kim Bum. Bagaimana jika pria itu terluka?

"Hyeri-aa masuklah ke dalam gudang sekarang juga dan kunci pintunya!" Titah So Eun. Hyeri menurut dan berlari sekencang mungkin.

So Eun kini melihat Kim Bum yang menghajar habis-habisan kedua pria itu. Lalu ia tak kehabisan akal. Selagi Kim Bum melawan satunya, So Eun mencoba melakukan sesuatu. Ia mengambil gunting yang ada didekatnya dan dengan gemetar, menusukannya ke kaki pria yang membawa kantung besar itu tanpa berpikir panjang.

Pria itu langsung terjatuh dan tak mampu bergerak lagi. So Eun sendiri tidak menyangka jika ia mampu melakukan itu tanpa memikirkan konsekuensinya. Direbutnya kantong besar yang kini tergeletak di lantai.

"Akhhh sakit!" Pria itu mengerang kesakitan. So Eun sangat gemetar melihat darah mengalir banyak dari kaki pria itu. "Aapa ya-ng harus kulakukan?!" Pikirannya benar-benar kacau.

Kim Bum yang membawa kendali pria berpisau itu, langsung membuang pisau yang dipegangnya dan membawanya keluar dari toko.

"Hentikan bodoh!" Pria itu berkata dengan wajah yang sudah terbuka topengnya dan kini merasakan sakit yang amat luar biasa karena rahangnya diserang.

"Kau yang berhenti brengsek! Berani-beraninya kau mengusik temanku dan melwannya dengan dua orang! Apa kau pecundang hah?! Kau pria gila tak berotak!" Kim Bum menghajarnya terus menerus. Membayangkan sahabatnya sendiri Kim So Eun yang diserang membuatnya sangat sakit.

Orang-oeang yang sedang berlalu lalang disekitar toko itu jelas melihatnya. Mereka lalu berhenti dan bergerombol menyaksikan pemandangan itu. Bergunjing dan menerka apa yang sebenarnya terjadi.

Kim Bum masih belum bisa mengendalikan emosinya lantas mengangkat kerah pria itu, mencopot dasi yang ia pakai dan mengalungkannya ke leher pria pencuri itu. Menariknya hingga pria pencuri itu merasa tercekik.

"Yak! Hentikan! Aku mohon hentikan! Aku akan pergi dari sini!"

"Kau pikir aku kasihan melihatmu?! Kau pasti akan datang lagi jika aku membiarkanmu pergi!" Kim Bum terus menarik dasi itu hingga wajah pria pencuri itu membiru saking kerasnya.

Beberapa penjaga keamanan yang ada disekitar sana yang melihat itu lantas mencoba menghentikannya.

"Hentikan pak! Kita selesaikan ini tanpa kekerasan!" Tubuh Kim Bum ditarik menjauh dari pria itu. Kim Bum mencoba melepaskan diri tetapi tenaga dua orang yang menahannya jauh lebih kuat. Lantas pria pencuri itu terbebas darinya sekarang.

"Kau gila?! Lepaskan aku sekarang juga! Dia sudah menyakiti sahabatku!"

"Iya, kami yang akan menyelesaikannya pak! Kendalikan emosimu sekarang juga!" Napas Kim Bum semakin memburu, namun perasaannya tetap kesal.

a Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang