Enggagement

472 58 17
                                    

Kala itu, hujan deras mengguyur seluruh isi kota Paris.

Kim So Eun baru saja menyelesaikan kelas sorenya tepat jam 10 malam. Ia merutuki dirinya sendiri karena lupa membawa payung. Bagaimana caranya agar ia bisa sampai ke stasiun? Ia jelas akan kehujanan.

Dirinya merapihkan beberapa buku dan memasukkannya ke dalam tas. Lalu keluar dari kelas, di sepanjang lorong suara hujan terdengar sangat menggema.

"Bagaimana ini? Hujannya terdengar begitu deras. Harusnya aku percaya pada ramalan cuaca." So Eun memeriksa ponselnya, memeriksa barangkali masih ada taxi online yang berkeliaran. Hingga tidak terasa langkanya sampai pada ujung, menuju keluar gedung.

So Eun dengan sangat jelas bisa melihat air hujan yang turun begitu banyak.

"Apa aku harus menunggu dulu? Aish, bagaimana jika kereta terakhirnya sudah beroperasi? Tidak mungkin aku berjalan kaki sendirian di malam seperti ini."

"Yak Kim So Eun! Ayo pulang!" Dari bawah tangga gedung, seseorang memanggilnya. Wajahnya tak terlihat karena tertutup oleh payung berwarna kuning. So Eun tahu betul, itu payung miliknya.

"Mwo? Oppa?" Jelas ia mengenali suara itu. Orang itu mengangkat payungnya, lalu berjalan menaiki tangga hendak menyusul So Eun.

"Cepat! Mari kita pulang." So Eun tersenyum, pria itu, Kim Sang Bum, kini ada di hadapannya dengan menatap khawatir.

"Oppa? Bagaimana kau tahu kalau aku baru saja selesai kelas sore?"

"Tentu, aku sangat hafal dengan jadwalmu. Bahkan ku buat pengingat sendiri. Dan aku juga tahu, kau pasti tidak melihat ramalan cuaca."

So Eun tersenyum, rasanya sangat senang mengetahui ada seseorang yang begitu perhatian kepadanya. Tanpa diberitahu sama sekali.

"Kajja, kita pulang sekarang. Mobilku ada di bawah." Kim Bum memberikan uluran tangan. So Eun menerimanya, lalu berjalan berdampingan dengan Kim Bum menuruni tangga.

"Terimakasih, oppa." So Eun masih saja tersenyum.

"Untuk apa? Bukankah ini memang tugasku? Lagipula aku tidak bisa berhenti khawatir jika kau belum ada di rumah. Malam-malam seperti ini juga tidak baik untuk wanita pulang sendirian."

Lalu So Eun mengecup singkat pipi Kim Bum. Rasanya berterimakasih saja tidak cukup. Setiap hari pria itu selalu saja tidak berhenti membuatnya takjub.

::::::::::::

Kim So Eun terbangun dari mimpinya.

Entah mengapa bagaimana ia bisa bermimpi tentang masa lalunya. Tidak, tentang kenangannya bersama Kim Bum dulu.

Ia mengambil gelas berisi air mineral yang ia taruh di nakas. Meminumnya hingga habis. Badannya terasa segar seketika. Ia bangun, lalu bangkit dari ranjangnya. Pergi ke jendela untuk menghirup udara segar di pagi hari.

Hari ini adalah hari pertamanya, ia memutuskan untuk bekerja lagi. Bukan lagi sebagai pemilik toko, ia kini beralih pekerjaan. Pekerjaan yang sudah ditawarkan semenjak kepulangannya dari Paris, yaitu menjadi dosen klinis di salah satu universitas terbaik yang ada di Seoul.

Ia sudah memikirkan itu, hampir satu minggu. Kemudian ia putuskan setelah berdiskusi panjang dengan ayahnya.

"Kau sudah bangun sayang?" So Eun menoleh ke arah pintu, mendapati sang appa yang tadinya hendak membangunkan dirinya.

"Appa.." So Eun menghampiri ayahnya, lalu memeluknya erat.

"Kau gugup? Atau jangan-jangan kau tidak bisa tidur semalam?" Hyunbin mengusap pelan punggung So Eun.

a Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang