im drunk on you

601 71 37
                                    

'Nyatanya, aku selalu kembali lagi kepadanya. Aku jadi bertanya-tanya apakah dia sebuah rumah? Mengapa selalu menjadi tempatku untuk bersinggah?'

::::::::::

"Bagaimana sayang? Apakah ini nyaman?" Hyunbin membawa So Eun untuk duduk meski masih harus bersandar pada senderan ranjangnya. "Sangat nyaman appa, terimakasih. Dimana eomma?" Tanya So Eun. Entahlah, semenjak ia bangun dirinya tidak ingin jauh-jauh dari Yejin. Hyunbin sangat mewajarkan hal itu.

"Eomma mu sedang berada di rumah, dia bilang dia ingin memasakanmu karena tahu makanan disini tidak enak." Hyunbin hanya bisa pasrah, mengetahui Yejin yang sedih karena So Eun harus memakan makanan yang menurutnya tidak enak. Jadi dia berinisiatif untuk membuatnya sendiri. "Benarkah? Memangnya dokter Kang membolehkannya?"

"Eomma mu sampai memohon, sayang. Dia bahkan mencuri resep makanan disini dan ingin mengembangkannya sendiri agar terasa enak. Dia sangat menyayangimu." Hyunbin memasukkan anak rambut So Eun ke belakang telinganya.

"Aku juga. Aku sangat beruntung memiliki kalian berdua."

Tidak lama setelah pembicaraan mereka, Yejin pun akhirnya datang dengan membawa banyak tas bekal makanan.

"Eomma, banyak sekali yang kau bawa." So Eun langsung memprotesnya. "Kau harus makan yang banyak agar cepat sembuh dan bisa pulang ke rumah." Yejin memasukkan seluruh isi tasnya ke dalam kulkas yang tersedia.

"Aku tidak mungkin menghabiskannya sendiri. Tapi tetap saja, terimakasih banyak eomma."

"Yak, kau sudah berulang kali mengucapkan terimakasih kepadaku. Harusnya aku yang berterimakasih karena kau mau bertahan demi kita. Gomawo uri adeul." Yejin mendekat, lalu memeluk putrinya. Hyunbin ikut memeluk juga.

Rasanya, So Eun sangat senang. Tuhan masih memberikannya kesempatan untuk kembali berkumpul dengan keluarganya lagi. Keluarga yang paling ia sayangi. "Aku menyayangi kalian berdua, maaf membuat kalian khawatir karena aku lagi dan lagi."

"Kau tidak perlu berterimakasih ataupun meminta maaf sayang. Bagi kami, kau adalah anugerah. Lebih berharga daripada hidup kami sendiri." Hyunbin mengingatkannya lagi. "Betul sekali, kau ini spesial dan hanya satu-satunya." Timpal Yejin. So Eun begitu bahagia, ingin sekali rasanya seperti ini terus.

Mereka lalu mengakhiri acara berpelukannya. Yejin lalu mempersiapkan makanan untuk sarapan So Eun.

"Appa tidak bekerja?" Tanya So Eun. "Kau lupa? Ini hari Minggu." Hyunbin menyuapkan satu potong pisang pada So Eun. So Eun menyambutnya. "Yaampun, aku sampai lupa."

a Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang