GIFT

566 74 17
                                    

Kim So Eun mengambil ponselnya kala  benda itu berbunyi nyaring.

Bukan telefon atau sebuah pesan, hanya sebuah pengingat. Bahwa besok adalah ulang tahun Kim Bum yang ke-33. Itu tidak hanya sebuah pengingat, ralat. Besok adalah hari yang paling penting. Ulang tahun pertama Kim Bum sebagai kekasih So Eun. So Eun jelas memikirkan hadiah apa yang layak untuk diberikan kepada Kim Bum. Pria itu pasti mengharapkan banyak. So Eun tersenyum penuh arti, ketika sebuah konsep hadiah menarik terngiang di kepalanya. Setidaknya hal itu bisa membuat Kim Bum terkesan.

Hari ini terik matahari begitu menyengat, untung saja So Eun sudah bersembunyi didalam rumahnya sedari pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini terik matahari begitu menyengat, untung saja So Eun sudah bersembunyi didalam rumahnya sedari pagi. Jam kuliahnya diundur hingga nanti siang. Membuat So Eun bisa sedikit bersantai sambil menikmati smoothies dingin buatannya sendiri. Sungguh sangat menenangkan. Tidak lama dari kegiatan bersantainya, Kim Bum menelfon dirinya.

"Oppa, ada apa?" So Eun memulai percakapan.

"Kim So Eun, apa yang kau lakukan sekarang?"

"Aku sedang duduk didekat jendela. Wae?"

"Geunyang, aku ingin mendengar suaramu. Rasanya sangat rindu, sudah berapa lama kita tidak bertemu?"

Kesibukan mereka yang sangat padat dan memenuhi hari-hari mereka membuat mereka jarang sekali bertemu. So Eun memaklumi, begitu juga dengan Kim Bum. Pria itu tampak sangat sibuk karena pekerjaannya. So Eun yang juga tidak sempat mengunjungi hanya bisa terkadang mengirimkannya makanan.

"Satu minggu sepertinya, hari cepat sekali berlalu ya." So Eun tersenyum menghibur dirinya sendiri.

"Andai aku superman, aku mungkin sudah setiap saat menghampirimu." Terdengar seperti hiburan yang miris. "Aku bisa mengerti oppa, kau harus fokus dengan pekerjaanmu. Kita akan bertemu jika memang ada waktu." Sebenarnya So Eun sangat merindukan Kim Bum. Tapi ia tidak boleh egois, karena pekerjaan Kim Bum adalah tanggung jawab pria itu.

"Aku merindukanmu, So Eun. Aku ingin mengusap pelan pipimu yang menggemaskan."

"Kau tidak melupakan sarapanmu oppa?"

"Akan aku lakukan setelah ini,"

"Yak ini sudah hampir siang hari, kau harus sarapan sekarang juga. Bagaimana jika kau sakit? Eomma appa mu hanya punya kau oppa."

"Nde, kau lebih cerewet dibandingkan eommaku. Aku tidak akan mati jika hanya melewatkan satu."

"Aku tidak mau berbicara lagi denganmu jika kau tidak melakukannya sekarang juga." terdengar Kim Bum menghembuskan napas.

"Baiklah, akan kututup jika kau memanggilku sayang." Kim Bum mulai lagi.

"Sayang, uri oppa, kau harus sarapan sekarang juga nde?" Kim So Eun terpaksa beraegyo dengan suara yang menggelikan. Kim Bum tertawa. "Bagaimana ini aku jadi ingin segera bertemu denganmu dan mencium bibirmu, kau sangat gemas."

a Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang