Shillyshally

571 75 17
                                    

Universite de Paris

So Eun memandang sebuah blanko dari suatu kertas yang ada di hadapannya tepat di atas meja. Di sisi lain, ada surat yang menjelaskan kesediaan So Eun untuk dioperasi penggantian katup jantungnya.

Sangat bimbang rasanya.

Ia merasa semua orang mendesak ia agar cepat melakukan sesuatu. Cepat memutuskan kedua hal di hadapannya ini.

"Susah. Aku masih belum punya keberanian untuk melakukan operasi ini." meski terlihat baik-baik saja, tidak ada seorang pun yang tahu isi hatinya.

Ia juga memiliki rasa takut. Bagaimana jika operasinya tidak berhasil? Akankah So Eun mati?

"Belum tidur?" seseorang membuka pintu kamar So Eun perlahan. Itu Hyun Bin, appa So Eun.

"Appa.." So Eun menoleh lantas menumpuk kertas-kertas itu menjadi satu hingga tak terlihat.

"Appa tidak sengaja mendengar percakapanmu dengan Jung Suk ahjussi. Kau baik-baik saja?" Hyun Bin menghampiri dan duduk di tepi ranjang. So Eun menyusul duduk di sampingnya.

"Tentu aku baik-baik saja appa. Kenapa kau sampai kemari?"

"Kau sudah menyetujui operasi itu?"

Seketika So Eun terdiam. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya di hadapan ayah yang paling ia sayangi.

"Ada hal yang menganggu pikiranmu?" Hyunbin bertanya lagi. Entah itu hanya intuisi belaka, ia sangat tahu ketika anaknya sedang banyak berpikir.

"Tidak ada. Aku akan segera menandatangani surat itu, lalu menyelesaikan semuanya dengan segera."

"Appa akan mendukung apapun pilihanmu." Hyunbin membelai rambut So Eun.

"Kau pasti takut kan?" So Eun hanya menunduk. Menghela nafas panjang.

"Memangnya boleh aku takut? Itu semua sudah konsekuensiku untuk melakukannya bukan?"

"Appa akan ada disampingmu sepanjang operasi. Jika kau menahannya semakin lama, itu akan membuat kau semakin menderita."

"Benarkah?"

Hyunbin merentangkan tangannya. So Eun tahu, ia segera memeluk appa nya itu. Tangisnya pecah.

"Maafkan appa, karena kau terlahir seperti ini." Hyunbin mengusap punggung So Eun seraya menenangkan.

"Kau adalah putri terkuat appa. Selamanya appa akan ada di sisimu."

"Memangnya siapa lagi putri appa selain aku hoeh?" So Eun menanggapi ucapan ayahnya. Sebisa mungkin ia harus menjadi tegar.

"Kau tahu, ketakutan apa yang selalu menghantui appamu ini?"

"Apa itu?"

"Aku yang akan tergantikan jika kau menikah nanti."

"Kalau appa tidak mengizinkan, selamanya aku tidak akan menikah."

"Itu tidak mungkin, secepatnya kau pasti akan menemukan pria itu. Dan aku tidak akan membiarkan dia menyakiti putriku sekalipun." So Eun kembali merass tenang mendengar ayahnya berbicara.

"Kau memang appa terbaik. Sekarang, aku mengerti apa yang harus kuputuskan." So Eun menyudahi pelukannya.

"Aku akan segera menandatanganinya appa. Dan setelah itu akan menjadi putri yang paling kuat untuk appa dan eomma."

Pembicaraan dalam diam mereka ternyata terdengar oleh Yejin yang tidak sengaja mendengar. Itu menghujamnya dan membuat rasa beraalah itu muncul lagi dalam benaknya.

a Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang