SIGNAL

693 79 41
                                    

So Eun tersenyum kala melihat Joong Ki yang baru saja keluar dari ruang operasinya.

"Kau menungguku? Seberapa lama?" tanyanya.

"Baru saja," So Eun mengangkat tas jinjing yang ia bawa. "Aku membuatkan beberapa makanan untukmu. Mau makan bersama?" Joong Ki tersenyum senang. "Mari kita ke ruanganku. Kita harus memakannya bersama." So Eun mengangguk ia mengikuti langkah dokter itu.

Suasana hatinya sangat baik. Operasinya lancar, dan ia merasa lebih sehat dari sebelumnya. Ia juga merasa berhutang banyak pada dokter Song karena pria itu menemaninya dan mau mendengarkan dirinya bercerita. Lantas ia mengingat dokter itu meminta ia untuk memasak sesuatu untuknya karena dirinya sangat penasaran seberapa enak masakan buatan So Eun apalagi setelah So Eun bercerita jika dia sangat suka makan dan juga memasak.

"Kali ini apa yang kau bawa?"

"Aku membawa jjajangmyeon ala kepala koki Kim So Eun." So Eun dengan kepercayaan dirinya membuat Joong Ki sangat gemas.

"Mari kita nilai apakah makanan ini bisa membuatku merasa terbang di langit dan terjatuh ke bumi saking enaknya."

"Kau sangat berlebihan, dokter. Ini masih belum ada apa-apanya dibanding tteokbokki buatanku. Kau harus mencobanya lain kali."

"Benarkah? Aku sangat menantikannya, asal kau tahu."

Di tengah perjalanan mereka menuju ruangan pribadi Song Joong Ki, beberapa pasien dan juga perawat menghampirinya. "Sepertinya kau sangat populer disini, professor. Apa aku harus memanggilmu begitu?" goda Kim So Eun. Ia sangat kagum pada manusia satu ini yang membuatnya begitu dihormati di rumah sakit.

"Jangan buat aku tinggi hati, nona Kim. Aku lebih suka dianggap teman dibanding seniormu."

"Begitukah? dimana ruanganmu teman? kenapa kita tidak sampai-sampai?" Joong Ki tertawa melihat tingkah So Eun yang semakin tidak kaku kepadanya. Hingga akhirnya mereka sampai pada yang dituju. Joong Ki membukakan pintu dan menyuruh So Eun untuk masuk dan duduk di sofa yang ada di tengah. So Eun menaruh tasnya di atas meja dan membukanya. Mengeluarkan kotak makanan yang ia bawa.

"Makanlah. Aku akan sangat senang jika kau menghabiskannya." So Eun menggeser kotak itu hingga ada di hadapan Joong Ki. Joong Ki mengiyakan dan membawa jjajangmyeon itu ke mulutnya dengan terburu-buru.

"Yak, apa kau dikejar anjing pemburu? Pelan-pelan dan nikmati makananmu, aku tidak akan mencurinya."

"Ini sangat enak, bahkan kimchinya juga. Kau yakin membuatnya sendiri?"

"Kau tidak percaya? Aku bahkan membuatnya dini hari saat orang-orang lain masih tertidur demi kau. Aku juga membawa kue coklat untuk kau simpan dan kau nikmati nanti."

"Aku bahkan bisa menghabiskannya sekarang. Ini sangat enak, kau tahu aku jarang sekali bisa menghabiskan makan dan makan selahap ini. Kau sangat hebat!"

"Syukurlah kalau kau menyukainya dokter, ada hal lain yang ingin kukatakan kepadamu karena mungkin aku tidak sempat mengatakannya mengingat kau dan aku begitu sibuk." Joong Ki menghentikan suapannya. Ekspresi wanita itu berubah menjadi sangat serius dan ia tidak tahu mengapa ia merasa itu bukanlah sesuatu yang bagus.

"Ada apa, Kim So Eun?"

"Aku akan pergi ke Paris bulan depan. Aku pernah mengatakan kepadamu jika aku ingin melanjutkan studiku di Paris bukan?"

"Kau bilang dua tahun lagi, tidak sekarang." Joong Ki ingat betul apa saja yang sudah So Eun katakan. "Nde, tapi aku harus segera mewujudkannya sekarang."

Setelah pembicaraan So Eun dengan Hyunbin pada saat itu, Kim So Eun telah memutuskannya. Bahwa ia akan segera dioperasi kemudian melanjutkan studi di Paris secepat mungkin.

a Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang