Hangang River (The last ending)

976 33 7
                                    

Kim Bum menutup matanya silau, ketika cahaya matahari yang begitu terik menyentuh permukaan bumi. Namun langkahnya tetap berlanjut.

Rerumputan yang terhampar di hadapannya, sedikit membuat ia menilik ke depan lalu mendapati sebuah bangunan kokoh yang dindingnya hampir semua terlapisi oleh kaca.

"Sejak kapan didekat sini ada kedai kecil? Apa aku terlalu lama tinggal di Paris? Sepertinya memang iya." Kim Bum melangkah terus, mendekat pada bangunan itu. Membaca tulisan yang ada di depan pintu.

"Kimbap's Resto"

Nama biasa, tidak ada istimewanya. Ia tak mengerti apa kedai ini hanya menjual kimbap saja? Tidak ada menu lain? Entahlah, Kim Bum masuk ke dalam restoran itu.

Krincingan bunyi lonceng yang akan berbunyi jika pintu terbuka seketika memenuhi ruangan. Di dalamnya sepi, tidak ada orang sama sekali. Di hari yang cerah seperti ini bukankah semua orang akan berkumpul dekat sungai Han? Sekedar berpiknik mungkin, tak mungkin satupun dari mereka tidak tertarik masuk kemari.

"Akhirnya, kau datang juga oppa." Seseorang keluar dari balik pintu yang bertuliskan dapur.

Kim Bum menggosok matanya tak percaya.

Di hadapannya kini, berdiri seorang wanita yang telah lama hilang. Wanita yang ingin ia temui, sejak dulu. Wanita yang hanya ada di hatinya.

"Kim So Eun?"

Air mata telah berkumpul di pelupuk mata Kim Bum. Ia tak percaya, sangat tidak percaya ketika orang yang ia rindu ada di hadapannya. Kini sedang merentangkan tangan, menyambut kedatangan Kim Bum dan ingin segera dipeluk.

Kim Bum berlari, berhambur ke dalam pelukan So Eun. Memeluknya sangat erat. Ia tak mau lagi meninggalkan So Eun. Ingin selalu berada di dekatnya dan bersama selalu.

"Aku merindukanmu, sungguh." Kim Bum mencium kening So Eun tanpa melepaskan pelukannya.

"Aku juga. Aku telah menantimu sangat lama. Akhirnya kau datang."

"Kenapa kau ada disini? Aku mencarimu kemana-mana."

"Aku selalu disini, oppa. Aku menunggu kau menjemputku."

Perkataan yang penuh arti, namun bisa dipahami oleh Kim Bum. Nyatanya, Kim So Eun selalu ada untuknya. Kim So Eun miliknya sekalipun mereka terpisah jauh.

"Aku tidak akan pergi lagi, aku berjanji."

Dunia setelah kematian tampak tidak menyeramkan bagi kedua insan yang perasaannya tak pernah berubah.

:::::::::::

Song Joongki menaruh satu buket bunga aster di atas pusara Kim So Eun. Sudah lama, ia tidak mengunjungi makam istrinya.

Terlalu banyak kenangan yang mungkin akan mengganggunya lagi jika ia berada disana.

Dan sekarang, sepuluh tahun setelah kepergian Kim So Eun ia mulai bisa berdamai dengan semua kenangan itu.

"Apakah disana hangat? Kau bahagia, Kim So Eun? Tidak merindukanku?" Joongki bermonolog. Mencoba untuk baik-baik saja. Dari balik saku celananya, ia keluarkan sebuah sapu tangan. Membersihkan nisan yang bertulis nama istrinya. Debu hampir menutupi keseluruhan.

"Maaf, aku tidak punya keberanian untuk selalu mengunjungimu. Aku hanya takut—" Joongki merasa nafasnya tersekat.

"Dengan perasaanku sendiri." Lanjutnya lemah. Pelupuk matanya mulai dipenuhi air mata. Seketika kenangan-kenangan mereka berputar di kepala Joongki.

Meskipun sudah sepuluh tahun, semua nya masih tetap pada tempatnya. Wajah, suara, apapun tentang Kim So Eun masih melekat di dalam kepalanya.

"Kabarku baik, aku melakukan semua hal yang kau inginkan. Aku menjaga keluargamu, sahabatmu, apapun yang berhubungan denganmu. Kondisi eomma mu juga sudah membaik. Meskipun dia lebih banyak diam, atau terkadang memanggil namamu saja, semua perawatannya berjalan dengan lancar. Appa mu yang paling berbahagia. Juga Hyeri, kau tahu? Setelah melajang lama akhirnya dia akan menikah. Dia bercerita kepadaku tentang calonnya yang ternyata adalah Kim Seonho. Semua orang memang saling memiliki keterkaitan." Joongki bercerita banyak. Ia tidak tahu hal seperti ini membuat perasaannya sangat nyaman.

a Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang