belle vue

468 58 25
                                    

Kim So Eun terdiam di kamar sementaranya, mengingat hal yang sudah ia lakukan.

So Eun sudah berbohong lagi pada Kim Bum, demi Youn Jung. Sebenarnya ia telah mendengar pembicaraan mereka berdua dibalik pintu.

So Eun memutuskan untuk membiarkan Youn Jung dan Kim Bum pergi hanya berdua saja, tanpa dirinya. Ia tahu ia sangat salah tapi entah mengapa untuk kali ini ia merasa lebih harus menebus kesalahan pada Youn Jung.

Ia merasa sangat bersalah karena sudah menutupi hubungannya dengan Kim Bum yang pastinya menyakiti Youn Jung.

"Apa yang kau lakukan, Kim So Eun?" So Eun memukul kepalanya sendiri pelan.  Lalu menenggelamkan wajahnya pada meja.

Ia bingung, di situasi seperti ini bukankah tidak pantas jika ia mementingkan perasaannya ketimbang sahabatnya yang sedang berduka itu?

"Yang kau lakukan sudah benar, kau tidak boleh menarik kembali ucapanmu Kim So Eun, sadarlah sekarang." Kali ini ia menepuk-nepuk kedua pipinya.

"Baiklah, kau harus bangkit dan tunjukkan kepada siapapun jika kau baik-baik saja." So Eun benar-benar bangkit. Kini ia tahu apa yang harus dilakukan.

Memasak adalah jawabannya. Mungkin hampir semua orang tidak tahu, jika memasak bisa meredam emosi yang meluap dalam pikiran So Eun.

Itulah yang terbaik yang akan ia lakukan.

Kim So Eun keluar dari kamarnya, menuju ke dapur. Entahlah, ia belum melihat anggota keluarga yang lainnya di luar kamar. Rumah yang sangat besar ini serasa sepi. Ia bahkan belum bertemu ibunya yang mungkin sedang bersama ibu Kim Sang Bum.

So Eun tersenyum, kala melihat dapur yang kosong. Sepertinya acara memasak hari ini bisa berlangsung dengan lancar. Atau mungkin sekalian ia memasak untuk seluruh keluarganya? Termasuk anggota keluarga yang lainnya juga.

So Eun mengikat rambutnya terlebih dahulu. Memakai apron yang ada di salah satu laci rak dapur. Kemudian mengeluarkan semua sayuran yang akan ia masak beserta bahan-bahan yang lainnya dari dalam kulkas. Lalu meletakkan seluruhnya didalam wastafel untuk ia cuci terlebih dahulu.

"Perasaanku berangsur membaik, memasak memang bisa mengatur emosiku." Kali ini ia sedang mencuci selada. Ia sangat serius hingga tidak menyadari ada seseorang yang menghampirinya. Kemudian langsung ikut So Eun yang sedang mencuci.

"Apa kau sedang menghindariku?" So Eun memegangi dadanya mengetahui ada Kim Bum yang kini sudah ada di sampingnya.

"Astaga, kau mengagetkanku?!"

"Kau menghindariku?" Kim Bum mengulangi pertanyaannya lagi.

"Tidak, kenapa kau berfikir seperti itu oppa."

"Aku merindukanmu tapi tidak bisa sembarangan memelukmu." So Eun tersenyum lega mendengar itu. Rasanya seperti ada yang berdesir, ia juga sama merasakan kerinduan itu.

"Mau kupeluk? Tapi tanganku kotor." Kim Bum mengangguk mantap. So Eun melepas terlebih dahulu sarung tangan untuk mencuci yang ia gunakan.

"Bahkan jika tanganmu berlumur lumpur aku tetap akan minta dipeluk."

"Yaampun, kau tidak sedang merajuk kan?" So Eun mengedarkan pandangannya di sekitar, dirasa memang tidak ada seorangpun ia langsung memeluk Kim Bum.

Kim Bum senang bukan main.

"Aku ingin seperti ini terus." Ucap Kim Bum, ia begitu rindu dengan aroma tubuh So Eun yang sangat harum. Apalagi bagian rambut panjangnya, ia sangat suka itu.

"Aku juga."

"Kau benar-benar akan pergi bersama Hyeri besok? Tidak bisa ditunda saja?"

"Kita bisa pergi kapanpun oppa, tapi dengan Hyeri tidak. Apalagi sekarang ia juga sudah sangat sibuk dengan pekerjaan barunya. Maafkan aku ya." So Eun berbohong lagi. Sebenarnya yang terjadi ialah ia meminta Hyeri untuk mengambil cuti agar bisa menemaninya dengan sedikit terpaksa.

a Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang