time to go home,

574 69 14
                                    

Satu tahun berlalu begitu cepat, banyaknya kesibukan yang berkali lipat lebih memakan waktu membuat waktu juga cepat berjalan.

So Eun jelas sibuk menyelesaikan tesisnya, tidak begitu banyak drama hingga So Eun menyelesaikan itu semua hingga berakhir sidang. Sidangpun berjalan begitu lancar dan mendapatkan nilai yang sangat memuaskan.

Unofficially, Kim So Eun sudah meraih gelar magisternya dan tinggal beberapa bulan lagi untuk di wisuda.

Jelas Kim Hyunbin maupun Son Yejin begitu bangga dan senang hingga mereka saat itu juga ingin langsung terbang ke Paris begitu So Eun memberi kabar bahagia tersebut. Namun Kim So Eun menahannya, karena belum saatnya mereka merayakan euforia kemenangan So Eun dalam meraih gelarnya sebelum wisuda diselenggarakan. Meski Son Yejin jelas menyuruh anaknya untuk pulang, namun lagi-lagi So Eun menolaknya dengan alasan ia masih ingin mengunjungi banyak tempat di Prancis yang belum pernah ia kunjungi.

Alasan sebenarnya, Kim So Eun ingin pergi berlibur bersama Kim Bum. Hal yang sudah mereka janjikan sejak lama. Tentu pria itu juga sangat bangga dan senang karena So Eun menyelesaikan studinya dengan cepat hampir tiada hambatan.

Jarang sekali ia mendengar wanita itu mengeluh sekalipun. Kim So Eun memang sangat pintar tak perlu diragukan lagi.

So Eun merasakan dengan jelas sebuah tangan melingkar di perutnya. Ia tahu betul tangan ini, matanya mulai terbuka. Hendak memprotes pemilik tangan ini. Kim So Eun ingat dirinya sudah memperingati Kim Bum untuk tidak masuk ke kamarnya bahkan tidur satu ranjang dengannya.

"Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak ikut tidur denganku disini, oppa. Aku yakin dan ingat betul kita memesan dua kamar berbeda meski bersebelahan," So Eun langsung memprotes. Tapi tampaknya pria itu masih tertidur dengan tenang. So Eun tidak kehabisan akal, ia langsung mengambil gelas yang ada di nakas sebelahnya dan menciprati wajah Kim Bum dengan sedikit air di dalamnya.

Pria itupun terusik. Ia bangun dengan wajah polosnya dan menyebalkan bagi So Eun.

"Ada apa kau membangunkanku dengan cara yang sangat kasar?"

"Kita sedang berlibur, bukan honeymoon. Kenapa kau tidur disini?"

Kim Bum bangkit dari tidurnya. Ia tertawa. Ia memang sengaja masuk ke kamar So Eun setelah wanita itu tidur.

"Berlibur atau honeymoon sama saja. Aku tetap tidak ingin berpisah denganmu. Lagipula tadi malam aku tidak bisa tidur sayang. Kenapa kau memprotes hal yang begitu sepele? Kau tahu sendiri aku juga tidak pernah melakukan hal yang macam-macam padamu."

Sebetulnya memang benar, tapi tetap saja. Bagi Kim So Eun meski mereka sudah berkencan lama, semuanya tetap ada batasnya. Kim So Eun menjunjung tinggi prinsip itu.

"Boleh satu kamar jika sudah menikah titik."

"Apa itu sebuah kode terbuka?" Goda Kim Bum.

"Aku tidak akan menjawab itu, tapi ayo segera bangun. Ini sudah pukul setengah enam pagi dan matahari akan segera muncul. Aku ingin melihatnya." So Eun bangkit dan membuka selimut yang menutupi badan Kim Bum, melipatnya dengan rapih.

"Kau mau mandi sepagi ini?"

"Tidak, aku hanya akan cuci muka. Aku tidak sabar melihat pemandangan indah matahari terbit dari pantai. Itu pasti sangat menakjubkan." So Eun yang sudah membereskan tempat tidur, lalu masuk ke dalam kamar mandi. Tidak mempedulikan pria itu yang masih sangat mengantuk.

Benar sekali, kali ini mereka sedang berlibur ke pantai Deauville, yang letaknya tidak jauh dari ibukota. Hanya berjarak dua jam saja, tetapi Kim So Eun dan Kim Bum memutuskan untuk menginap karena banyak hotel megah dan menarik di tepi pantainya.

a Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang