Kisah si aneh, unik, dan enerjik Soonyoung yang jatuh cinta secara tiba-tiba pada si kakak tingkat yang dingin namun mampu menghangatkan hatinya yang kesepian.
SOONWOO
WONWOO
SOONYOUNG
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat hanya tafsirannya, yang berlebihan adalah angannya, yang mengecewakan adalah ekspetasinya.
Langkah kaki Soonyoung menyusuri lorong sunyi rumah sakit, langkahnya kecil-kecil menapaki setiap kramik tanpa menginjak garisnya. Wonwoo sedang diruang bersama ayahnya, berdua mengobrol hal-hal kecil dimasa lampau, coba merangkai kepingan hilang dalam benak Yunho bersama lembaran foto dalam album. Jadi, Soonyoung rasa ia harus berikan waktu untuk dua orang terluka itu agar saling menyembuhkan.
Suatu hari nanti. Ia juga ingin duduk berdua dengan papa, membicarakan banyak hal yang menyenangkan, walau hanya membicarakan hal dimasa lalu ia tak masalah, yang penting ia berbincang dengan papa...
Dunia begitu penuh kejutan. Ia kira hal-hal nyata didepan mata yang ia rasakan adalah hal yang hanya akan ia baca di novel, atau ia tonton di sinema televisi. Ia kira orang jahat itu hanya ada di tv dan novel, ia kira hidupnya adalah dongeng kerajaan. Tak ia sangka kehidupannya mellow drama dengan berbagai luka yang tak bisa ia sembuhkan.
Ia menoleh diantara pembatas, tanganya terulur menikmati angin yang mengibarkan surainya 'Semua luka pasti dibalas kebaikan kan sama Tuhan?' tanyanya. Ia tak lelah, ia hanya penasaran kapan dunianya benar-benar sempurna berwarna merah muda bersama Wonwoo, papa, kakak, ayah dari Wonwoo, Seunkwan, semua... Semua dunianya baik-baik saja, kapan?
"Huft..." Ia menghela nafas, kenapa belakangan pikiranya penuh bak ingin meledak? Apalagi semenjak kalimat-kalimat papa tempo hari?
Jadi, jika hari itu tidak ada... Apa keluarganya akan baik-baik saja? Ia masih bisa menggenggam tangan Hema? Dipeluk mama? Bermain bersama kakak? Atau bahkan digendong papa? Masihkah demikian?
Jika waktu itu tak terjadi, lantas bagaimana ia sekarang? Jika waktu itu ia tak disana, lantas dimana ia sekarang?
Ia kembali melangkahkan kakinya, mendekat pada ruang dengan tulisan kantin. Ia akan beli beberapa minuman dan cemilan untuknya, Wonwoo, ayah Wonwoo, dan Lino kalau anak tersebut sudah kembali dari ruang ibunya.