27

592 68 13
                                    

Pelan-pelan aja, ini panjang dan membosankan. Semoga kalian tetap betah baca chapter ini supaya dapat jawaban.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.
.
.

"Soonyoung maafin gue..."

"Jangan pergi!..."


Wonwoo kian bawa kakinya berlari susuri jalanan basah, matanya mengabur kala hujan kian tumpah ruah dari langit.

'Janji apa?'

'Kalau aku nggak bisa bikin kakak percaya sama dunia, aku akan menghilang' Wonwoo menggelengkan kepalanya dengan ribut, hatinya bergemuruh ribut kala ketakutan dalam kepalanya kian menjadi-jadi membentuk skenario menakutkan.


"SOONYOUNG!" Ia berteriak, memanggil bayang seseorang yang sayangnya kala punggung orang tersebut nyaris disentuhnya paras lain yang ia dapatkan. Wonwoo membungkuk meminta maaf pada orang tersebut lalu kembali susuri taman yang kian gelap dan riuh oleh hujan.



"Aden!" Sopirnya menarik lengan Wonwoo, coba hentikan tindakan konyol sang majikan yang sejujurnya tak membuahkan hasil apapun "Den Soonyoung mungkin nginep ditempat mas Jeonghan? Atau salah satu temanya di kampus? Atau malah den Lino tau keberadaan den Soonyoung?"

Bahu Wonwoo secara refleks mengendur. Kenapa ia tak terpikirkan akan beberapa pilihan yang sopirnya berikan? "Aden berteduh dulu deh, yuk? Bapak ambilin baju ganti" Ditariknya Wonwoo untuk duduk dibawah gazebo, sedang Pak Rahmat berlari menuju mobilnya.



Seperginya pak Rahmat, Wonwoo kian peluk tubuh yang menggigil "Soonyoung... Kamu dimana?" Tanyanya "Kamu baik kan?" Tanyanya lagi.




Dari sekian rentetan waktu antaranya dan Soonyoung, mengapa Wonwoo gagal memberikan rasa aman pada orang yang memberikannya rasa nyaman? Soonyoung berhasil mengenalkan rasa cinta padanya, lalu ia gagal membuat Soonyoung merasa dicintai. Wonwoo tersenyum miris setelahnya, ia ingin kembali ke waktu ia bisa mencegah, Soonyoung harus dengar bahwa Wonwoo juga mencintai Soonyoung. Lantas, apa dia masih punya kesempatan?



Ia menoleh kearah danau, ramainya orang mencuri perhatiannya. Secara tiba-tiba dadanya berdenyut menyakitkan "Enggak!" Ia menggeleng ribut lalu berlari sekuat tenaga menuju danau. Beberapa orang yang berlindung dibawah payung berkerumun sambil menunjuk-nunjuk arah danau, ada seorang berseragam polisi juga disana. Wonwoo takut! Kenapa otak dan hatinya secara kompak menggambarkan Soonyoung bunuh diri di danau?



Nafasnya terengah-engah, otaknya buntu, semuanya seakan-akan tak bisa ia proses dengan baik, namun seseorang secara tiba-tiba menariknya berlindung dibawah payung.



"Seungkwan ?" Sosok sahabat Soonyoung ada disana, dibawah payung pun ikut menyaksikan kerumunan "Lo?"



"Ah... Gue tadi ada perlu disekitar sini kak, Lo ngapain? Udah yuk berteduh. Badan Lo basah kuyup gini" Seungkwan kalung tanganya di pundak Wonwoo lalu ia bawa lelaki yang nampak linglung itu untuk menjauh dari danau, tak biarkan Wonwoo cukup informasi perihal kejadian bunuh diri di danau.




Macarons_ Svt✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang