16

524 68 38
                                    

Tolong bantu koreksi typo ya ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolong bantu koreksi typo ya ❤️

.

Semesta. Hunian yang selalu punya banyak kejutan yang kadang diluar ekspektasi. Sedih, senang, pertemuan, perpisahan, kelahiran, pun kematian.

Dibeberapa fase, semesta begitu menyiksa buat manusia kadang lebih ingin tenggelam dipeluk semesta, namun kadang begitu indah dengan segala kejutan-kejutan setelah luka.

Wonwoo menatap daun pada ranting yang mulai meranggas dari balik jendela, udara hari ini sepertinya masih dingin. Ditangannya tergenggam gelas coklat dengan asap mengepul, wanginya menenangkan dunianya yang kacau dan porak poranda.

"Aden mau sarapan dirumah atau dikampus?" Sosok pembantu rumah tangga datang mendekati Wonwoo, membungkuk menunduk bak tak berani menatap Wonwoo, padahal Wonwoo jauh lebih muda namun karena kelas sosial ia menjadi sosok canggung pada orang tua yang harusnya Wonwoo hormati.

"Emm, mama udah berangkat?" Tanyanya, ia menatap betapa kosongnya meja makan dengan enam kursi didepannya. Ia teringat kembali akan makan siang tempo hari di rumah sakit yang begitu hidup meski beralas karpet dan hanya satu menu.

"Oh, ibu tadi pagi-pagi sudah berangkat den. Mungkin ada panggilan mendadak"

Wonwoo mengangguk, kini ia tatap menu diatas meja penuh lauk pauk "Tolong siapin keperluan saya semuanya ya bi, makanya tolong dua porsi" Wonwoo beranjak pergi kembali ke kamar untuk bersiap ke kampus.

Ponsel di nakas berkedip sekali pada layarnya, ia mendekat dan mengambil benda pipih tersebut. Sebuah pesan masuk? Jarang sekali ia mendapatkan pesan, biasanya orang mencarinya lewat WhatsApp.

 Sebuah pesan masuk? Jarang sekali ia mendapatkan pesan, biasanya orang mencarinya lewat WhatsApp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Bibir Wonwoo terkatup menahan gerak bibir yang hampir melengkung ke atas kala membaca pesan teks tersebut. Soonyoung? Anak tersebut mengirimkan pesan SMS yang entah mengapa suaranya jauh lebih terdengar nyata kala ia membaca deretan kata yang Soonyoung kirimkan.

Ia menoleh pada jam dinakas, masih pukul sembilan, sedang kelasnya dimulai nanti siang. Lalu mengapa tiba-tiba ia ingin segera berangkat ke kampus?

Macarons_ Svt✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang