B (12)

682 86 9
                                    

Maaf sepertinya aku gagal menceriterakan kisah ini supaya enak dibaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf sepertinya aku gagal menceriterakan kisah ini supaya enak dibaca. Terimakasih yang setia membaca kisah ini, aku akan berusaha lebih baik lagi ❤️

...

.
.


Angin senja berhembus begitu tenang, menemani para manusia menyambut malam dengan suara guntur bersahutan. Di bawah langit temaram itu Wonwoo tengah duduk bersandar pada dinding menatap para mahasiswa dengan segala kesibukannya dari lantai tiga gedung sekretariat.


Segelas kopi pahit dan rokok menjadi kawan menghabiskan senja. Sosok Jun dan Chris sibuk bermain game online disampingnya dengan mulut tak henti-hentinya berceloteh.



"Udah gue bilang Soonyoung itu barang bagus, pakai acara jual mahal!" Wonwoo menoleh kearah Chris, bak orang tersebut cukup tahu kalau diam-diam Wonwoo memperhatikan Soonyoung di lapangan depan, tengah sibuk memojok menatap komputer kampus.



"Kalah gue anjing!" Maki Jun, tak lama ia masukkan ponsel dalam sakunya lalu ikut menatap eksistensi Soonyoung "Jangan ah, kasihan kalau sama Wonu" Lanjut Jun ia ikut menyalakan rokok baru dan ikut menatap Soonyoung di bawah.



"Lah kenapa?" Sosok lain ikut bergabung sambil membagikan minum kaleng beralkohol pada tiga pemuda disana.



"Soonyoung buat Wonwoo padahal udah kayak hadiah Tuhan banget, ya kan?" Ia menepuk pundak Jun dan Chris bergantian, coba agar dua orang tersebut sepaham dengannya.



"Dengan wajah ganteng ini -Menunjuk wajah Wonwoo- manusia mana yang bakal nolak dia?" Ronaldo, orang yang membagikan minuman itu kembali berujar "Apalagi ini dia yang dikejar-kejar. Bisa lah dinikmati Nu, gratis tanpa paksaan haha" Ronaldo terbahak-bahak yang sayangnya tak disahuti oleh kawan-kawannya.



"What? Kalian nggak setuju sama gue?" Ronaldo mengabil rokok dan segera menyalakan "Realitas bro. Kita hidup di metropolitan hal-hal semacam itu bukan lagi hal tabu. Toh ayam kampus sampai yang dijalan aja nggak malu-malu kok buat jualan. Nah ini dapat yang gratis, masa mau nolak? Apa gue coba dul-


"Bang?!" Jun menjadi yang pertama menyela. Malas sekali ia melihat si mahasiswa abadi yang sok berkuasa didepannya tersebut.


"Apa?" Ronaldo kembali menyela, tak suka bila ucapannya di potong begitu saja "Manusia, Apalagi uke/perempuan di beri cinta. Dari waktu, uang sampai tubuh juga pasti rela diberikan buat kita kok, dahlah kalian aja yang munafik, kan?" Ronaldo berdecih, tiga adik tingkatnya benar-benar sok polos, toh seksual adalah kebutuhan manusia yang memang wajar ada dan harus dipenuhi, pikir Ronaldo.


"Bang, udah sore nggak balik?" Wonwoo mematikan putung rokoknya dan membereskan barang-barangnya "Nggak ada kesibukan buat ngerjain revisi atau ngebut ngerjain gitu bang? Udah tahun ke delapan loh" Wonwoo pergi, benar-benar pergi meninggalkan senior lumutanan yang selalu gila hormat tersebut.



Macarons_ Svt✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang