Kisah si aneh, unik, dan enerjik Soonyoung yang jatuh cinta secara tiba-tiba pada si kakak tingkat yang dingin namun mampu menghangatkan hatinya yang kesepian.
SOONWOO
WONWOO
SOONYOUNG
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bantu koreksi typo ya ❤️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. .
Hujan jatuh membasahi bumi, bak ikut menangisi kepergian Pak Raden yang kini tidur lelap dipeluk bumi. Pak Raden sudah pergi, meninggalkan Soonyoung sendirian menghadapi dunianya yang begitu rumit dan memilukan, Pak Raden sudah pergi tak lagi sanggup menjadi kawan berbagi tawa dan tangis di atas jalanan aspal setiap hari.
Lalu dua manusia tengah berdiri dibawah payungan halte, tengah berkelit pada pemikirannya masing-masing.
Wonwoo berdiri masih menatap ponsel yang lagi-lagi berbunyi, 'Ding... Ding... Ding... Nomor yang ada tuju tidak terdaftar, mohon periksa kembali Ding Ding Ding' beberapa kali lalu kemudian layarnya meredup dan panggilan terputus. Sedang Soonyoung, tangan yang awalnya berusaha meraih ponsel tersebut kini membeku bersama hujan yang mengirimkan rasa dingin.
"A...aku... Anu kak... Ak..." Lidah Soonyoung kelu, tak tahu harus menjelaskan apa dan dari mana, dan menjelaskan apa. Menjelaskan ia yang aneh?
Brukkk
Pernik Soonyoung membulat kala sebuah pelukan ia dapatkan, hangat secara tiba-tiba menjalar hingga pada hatinya yang dingin "K...kak?" Ia mendongak, menatap Wonwoo yang tanpa ekspresi apapun kini tengah mendekapnya.
"Ayo pulang, anggap aja gue nggak lihat apapun tadi!" Wonwoo serahkan ponsel ditangannya pada si pemilik, lalu bergegas menerobos jalanan malam menuju tempat terakhir ia memarkirkan motor, lalu si adik tingkat nampak berlari tergopoh-gopoh mengekornya.
Diam-diam ada perasaan aneh yang tiba-tiba timbul di dada Wonwoo, ia tak tahu mengapa secara tiba-tiba menjadi maklum, penasaran, dan bahkan merasa iba? Ia bak menemukan dirinya yang lain pada diri Soonyoung. Sosok yang sama dengannya, lari dari dunia yang begitu menyakitkan meski dengan cara yang berbeda.
Ia menoleh, menatap wajah si adik tingkat yang basah karena hujan. Hawanya benar-benar dingin hingga beberapa jemari terasa kram dan kelu "Gue anter pulang" Ujarnya singkat namun sang adik tingkat menolak dengan gelengan kecil "Anu... Nggak perlu kak" Tolaknya.