Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di taman, Satya dan Sean sedang menikmati ice cream yang Satya beli. Mereka berdua terdiam, tidak ada yang berbicara, hanya fokus menjilati ice cream masing-masing.
Namun, keheningan itu tidak berlangsung lama. Sean membetulkan alat yang berada di telinganya lalu berbicara kepada Satya.
"Tata, Ano ingin beltanya." Ucapnya sambil mengayunkan kakinya yang tidak sampai pada tanah.
"Ano kenapa bertanya seperti itu? Kakak tidak akan meninggalkan Ano, satu hari pun kakak tidak akan meninggalkan Ano." Jawab Satya.
"Ano takut. Ano seling di keljain sama teman Ano. Meleka semua takut pada tata! Tata halus telus belsama Ano sampai kapanpun!" Sean tersenyum pada Satya.
"Kakak akan terus berada di samping Ano. Jika tidak, kakak juga akan berada di belakang Ano. Kakak akan melindungi Ano dari depan, belakang, samping kanan, samping kiri."
Satya dan Sean tertawa bersama. Namun, itu tidak berlangsung lama karena Sean menyodorkan jari kelingking nya pada Satya. Satya mengerutkan keningnya tidak mengerti.
"Tata beljanji?" Sean menatap Satya.
Satya melihat jari yang Sean berikan lalu mengangguk.
"Hum! Kakak berjanji." Satya menautkan jari kelingkingnya.
"TATA BERBOHONG!"
"TATA MENGINGKARI JANJI!"
"TATA PEMBUNUH!"
"ANO BENCI TATA!"
"PEMBUNUH!"
"PENGINGKAR JANJI!"
"HAH! Mimpi itu lagi..."
"Maafkan kakak, Ano..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gimana? Bagus yang pertama atau yang ini?
Kalo bagus yang pertama, aku revisi aja yang pertama hehe.