3

205 32 4
                                    

Severus sebenarnya masih belum tau kemana ia akan pergi setelah ini. Ia masih merancang rencananya. Kini ia sedang duduk di taman, menikmati rindangnya pepohonan dengan secangkir kopi hitam panas di genggaman nya.

Sudah larut malam, tapi ia merasakan ketenangan yang ia inginkan selama ini, melihat bulan purnama dan bintang sangatlah menenangkan batinnya.

Rany pulang larut malam, ia baru saja kembali dari tempat kerjanya. Kos kosan nya berada di belakang tempat penginapan itu, ia harus berjalan melewati tempat tersebut, memasuki gang yang tepat berada di samping bangunan tersebut. "Hai cewe"

Ia digoda pria yang tak Rany kenali. Ini bukanlah kali pertamanya, ia sudah sering berhadapan dengan hal itu. "Mau kemana nih?"

Ia tetap diam, tubuhnya di cengkam tangan pria asing itu. "Lepasin bang"

Rany menendang bagian inti di selangkangan pria itu. Tetapi pria itu justru menghindar, dan lehernya digigit oleh pria asing tersebut. Darahnya dihisap, setelahnya ia terkapar di setapak itu. Ia tak sadarkan diri.

Severus terkejut melihat gadis itu di serang seorang pria. Ia berteriak kepada pria itu, justru pria itu melarikan diri setelah melakukan aksinya. Severus langsung berlari menemui gadis tadi yang sudah terbujur lemah, ia melihat lehernya. "Astaga, di dihisap vampir"

Severus kembali terkejut, bagaimana bisa ada vampir di negara tropis seperti Indonesia. Ia yakin pasti pria itu sudah mengintai gadis itu sejak lama. Dengan cepat Severus membawa tubuh itu dengan tenaga yang ia miliki. Ia membawanya menuju bangku taman tadi.

Severus melihat lukanya, ia mengeluarkan tongkatnya, mencoba mengidentifikasi luka tersebut. Ia tak menyangka bahwa racun vampir itu menjalar ke tubuh gadis itu dengan cepat. Ia meyakini bahwa pria si vampir itu sudah lama tak makan (darah manusia) dalam jangka waktu yang lama. Ia menghisap darah gadis itu cukup banyak. Ia selalu membawa ramuan pemulih luka di saku celananya, ia meneteskannya untuk pengobatan sementara, agar ia bisa membawa gadis itu ke dalam penginapan.

Tapi tetap saja, jejak keunguan di lehernya terlihat dan terus menjalar seperti memar. Severus membawa gadis itu menuju lobi. Ia meminta pertolongan, pak Darmo keluar dari rumahnya. Melihat rupanya gadis yang ia kenali berada di gendongan pria itu. "Rany kenapa tuan?"

"Ia hampir di rampok"

Pak Darmo langsung meminta Snape membawanya menuju ruang tamu rumahnya. Ia letakkan tubuh itu di atas sofa, pak Darmo segera mengambil tindakan. Ia membawa kotak obat dan juga kompres air hangat.

Mereka mengobati gadis itu, pak Darmo membawakan bantal dan menyelimuti gadis itu juga agar ia tak kedinginan. "Sebaiknya kau kembali saja ke kamarmu tuan Snape, biar saja aku yang menjaga gadis ini"

"Tidak perlu, aku akan menunggu di sini hingga ia sadar" Severus memutuskan untuk duduk di sofa samping tempat gadis itu berbaring. Pak Darmo tak dapat memaksakan keinginan pria itu. "Terima kasih, tuan Snape kau sudah menyelamatkan Rany.. dia seperti putriku sendiri"

"Tak apa, itu sudah menjadi kewajiban ku"

Severus tak henti menatap wajah gadis itu, ia berusaha mencari cara untuk mengobati gadis itu, mengeluarkan racun vampir dari tubuhnya sebelum ia benar benar menjadi vampir untuk selamanya. Tapi ia tersadar, jika seseorang yang sudah tergigit oleh vampir tak mungkin bisa pulih dari racun tersebut dan menjadi manusia seperti semula.

Tubuh itu mulai bereaksi, Rany terbangun dari tidurnya dan tubuhnya kejang kejang. Severus bertindak cepat, ia membawa gadis itu ke pihak kementerian sihir Indonesia yang berada di samping bangunan tempat ia menginap. Dengan cepat pihak keamanan menolongnya, membawanya pada bagian perlindungan dan kesehatan. Severus menjelaskan yang terjadi. Ia melihat gadis itu tersiksa, sekarat.

Amor AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang