18

433 23 18
                                    

Rany sudah meminta dan mendapatkan izin dari atasannya begitu juga dengan orang tuanya. Mereka mengizinkan Rang untuk pergi selama satu minggu ke Jakarta. Rany dengan segera bergegas pergi bersama Harry Potter. Meskipun ia meminta izin padanya untuk mendatangi sebuah lembaga hukum tempatnya bisa menyelesaikan studi terakhirnya dan mendapatkan bukti bahwa ia sudah mendapatkan izin untuk ia bekerja nanti sebagai seorang tenaga penegak hukum.

Harry hanya bisa menunggu. Karena ia tau wanita itu adalah wanita yang pandai dan cekatan, terlihat dari bagaimana caranya menanggapi hal sederhana dan caranya berbicara. Ia hanya tersenyum memperhatikan wanita itu. Ia bersyukur bahwa ayah angkatnya itu bisa menemukan wanita sebaik dan sehebat dirinya, tanpa ketersengajaan. Dan ia merasa lega karena ayahnya itu tak lagi memikirkan ibunya, Lily.

Tak lama waktu berselang, keduanya pergi menuju London. Harry bergegas membawa Rany menuju tempat dimana Severus di rawat saat ini. Ketika keduanya sampai dan berjalan di lorong panjang sebelum mencapai bilik dimana Severus di rawat, banyak penyembuh berlarian masuk ke ruangan itu. Sebelum Rany sudah di beritahu oleh Harry dimana ruangan kekasihnya itu di rawat.

"Pasien ruangan 478 keadaan kritis!" Tubuhnya seketika membeku. Gerak tubuhnya berhenti, ia tak lagi mampu melangkah. Rany hanya berdiam diri di lorong, sedangkan Harry berlari bergegas menuju ruangan tempat Severus di rawat. Rasanya dunianya akan runtuh saat ini, ia tak bisa menyelamatkan cintanya. "Pertahankan cintamu nak"

Seketika Rany melihat sosok pria tua berjanggut putih, berpenampilan serba putih. "Siapa kau?"

Rany yakin ia bukanlah manusia, "Aku hanya menuntunmu, perjuangkan yang seharusnya menjadi milikmu! Jangan diam saja nona"

Seketika pikirannya buyar, Rany tersadar dirinya hanya membeku di lorong itu. Ia segera berlari cepat dan memasuki ruangan dimana Severus terbaring tak sadarkan diri. Ia melihat beberapa orang di sana menahan tangis mereka.

Rany langsung mendekati tubuh pria itu. Tenaga medis tengah mengusahakan nya untuk Severus kembali pulih. Denyut nadinya semakin menurun.

"R-Rany" Rany langsung mendekati wajahnya. "Severus, I'm here"

Severus membuka matanya secara perlahan, ia melihat gadis yang ia cintai. "Severus kau akan sehat kembali percayalah padaku!"

"My love, I love you" Rany menggenggam salah satu tangannya, membuat tangan itu mengusap wajahnya ia mengecup tangan pria yang ia cintai berkali kali. "Yes.. Severus, yes.. I know you love me, please stay with us"

"Kau bisa Severus.. kau pria yang tangguh"

Pasangan Severus mulai kabur. Ia melihat sosok lain di samping Rany. "Lily.."

Rany melihat ke arah sampingnya. "Yes.. Severus it's Lily"

"Come with me Severus" suara yang terdengar lembut di batin Severus. "Jangan dengarkan dia Severus. Bertahanlah bersamaku!"

"Maaf nona, kami harus mempertahankan detak jantungnya.. harap semuanya keluar" Harry berusaha membuat Rany keluar dari ruangan itu untuk memaksimalkan usaha tim medis.

Lucius yang berada di sana bersama Narcissa berusaha menenangkan Rany. "Tenanglah Rany.. Severus akan baik baik saja"

"No! Isn't!" Rany membentak begitu. "Aku melihat Lily! Sosok yang Severus cintai"

"Bagaimana kau tau?"

"Malaikat maut sengaja mengirim Lily untuk menjemput Severus. Itu tak boleh terjadi, aku harus ada di dalam!"

"Apa yang kau katakan Rany?"

"Aku bisa melihat mereka yang sudah tiada! Itu kemampuanku! Sekarang lepaskan aku harus bersama Severus!"

Amor AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang