13

99 22 6
                                    

Banyak permasalahan yang terjadi setelah ia kembali ke kediamannya, rumahnya hancur porak poranda. Seakan ada seseorang yang menyusup untuk mencari sesuatu. Hingga Severus mengabari putra angkatnya Harry Potter untuk mensiasati kasus tersebut.

Sebagai seorang auror, Harry bertindak cepat mengatasi kasus yang ayah angkatnya hadapi. Ia sudah menelisik namun seseorang yang menghancurkan rumah tersebut tidak meninggalkan jejak apapun. Apa boleh buat, Harry mengatakan yang sebenarnya.

Menarik napas panjang Severus akhrinya membereskan rumahnya itu dengan sihir yang menguntungkannya. Dan ia memulai meracik dan membuat ramuannya yang baru.

Sejak perang sihir kedua berakhir, banyak pengikut Voldemort sebagai pelahap maut melarikan diri, sebagian dari mereka memutuskan untuk melarikan diri dan bersembunyi, namun ada juga yang terus menerus meneror pusat ramai untuk menunjukkan eksistensi mereka sebagai pelahap maut. Dan keberadaan mereka yang membuat masyarakat merasa ketakutan bahkan terancam karena dirugikan dari berbagai aspek kehidupan.

Kementerian Sihir melakukan identifikasi, mencari keberadaan mereka sangatlah sulit. Hingga tak segan segan menangkap seseorang yang rupanya bukanlah seseorang yang memiliki tanda kebesaran penyihir hitam paling jahat se Britania Raya. Hingga Kementerian Sihir memutuskan untuk bekerja sama dengan master ramuan ulung yang ada di negerinya untuk membuat ramuan yang dapat auror gunakan untuk melacak keberadaan mereka.

Mengapa tidak menggunakan alat saja? Mereka sudah berusaha menggunakan alat terbaru untuk melacaknya namun nihil. Hingga ramuan yang dirasa paling aman untuk menyembunyikan identitas auror dan dapat melacak jejak terakhir para pelahap maut tersebut.

Severus harus senantiasa bersabar dalam membuat ramuannya itu. Terlebih bahan bahan yang ia gunakan cukup sulit di dapatkan. Ia harus memakan waktu berjam-jam untuk keberhasilan ramuannya itu. Hingga ramuan tersebut berhasil dan matang.

Membuat ramuan bukanlah hal mudah, setelah ramuan itu matang Severus harus menguji coba ramuan tersebut, apakah ramuan tersebut dapat berguna sesuai tujuan awalnya. Ia mencoba pada dirinya sendiri. Terdengar bodoh memang, tapi ia adalah seorang mantan pelahap maut. Dan ia juga sudah membuat ramuan penetralisir ramuan tersebut.

Di temani Harry sebagai saksi dari keberhasilan ramuannya, Severus mulai meneteskan pada batu yang sebelumnya ia sentuh. Batu itu mulai mengeluarkan warna dan bau dari tubuh seseorang yang sebelumnya menyentuhnya. Harry pun terperangah dengan kehebatan pria yang mencintai ibunya itu di masa lalu.

Sesuai keinginan sang master ramuan, Harry menyentuhkan batu tersebut pada tubuh Severus. Seketika ia jatuh tersungkur ke lantai dan mulai bergetar kesakitan, rasanya seperti tersengat listrik habis habisan. Harry yang panik tak mampu melakukan apapun. Severus memintanya untuk meneteskan ramuan penetralisir pasangan, dan syukurlah ia kembali pulih setelahnya.

Ramuan tersebut dinyatakan berhasil.

******

"Bu Riris, saya sudah mengajukan judul skripsi, dan ibu sudah menyetujuinya. Saya juga sudah membuat skripsi saya bu. Mohon di koreksi" Rany memberikan sekumpulan kertas berisikan hasil karyanya. "Baiklah Rany. Taruh di meja ibu, ibu akan mengoreksinya dan kamu bisa datang mengambil skripsimu Minggu depan"

"Baik Bu, terima kasih" Rany izin untuk pergi. Meninggalkan kelas yang dosen pembimbing itu empu. Ia baru saja berjalan keluar dari kelasnya, menuju halaman untuk pergi ke perpustakaan fakultas. Seseorang memanggilnya dari kejauhan. "Rany!"

Mencari kemana arah suara itu berasal, rupanya seorang pria gagah berambut gondrong datang dekatinya. "Ran.. malem ini kamu sibuk ga?"

"Engga tau mas nanti, kenapa emangnya?"

Amor AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang