Setelah kelulusannya Rany memutuskan untuk kembali ke kota asalnya, Solo. Ia memutuskan untuk bekerja di sana dan tinggal bersama orangtuanya. Rany selalu mengirimkan surat kepada kekasihnya yang jauh di belahan dunia seberang, ia sangatlah senang setiap kali mendapat balasan dari sang kekasih. Namun belakangan bulan ini ia tak lagi mengirimkan surat karena kesibukannya yang tengah mengejar keinginannya yang ia pendam sejak dulu, menjadi pengacara setelah melanjutkan pendidikannya dan kini ia tengah magang di sebuah Katon advokasi di kotanya saat ini.
Karena kesibukannya mengurusi klien, ia tak sempat bertukar surat lagi bersama Severus, juga Severus tak mengirimkan surat kepadanya selama beberapa bulan setelahnya, Rany hanya berpemikiran bahwa kekasihnya itu tengah sibuk karena pekerjaannya.
***
Severus memanglah sangat sibuk. belakangan bulan ini, karena tugasnya sebagai seorang ahli ramuan yang harus berusaha menciptakan ramuan baru, sampai sampai ia lupa dan telat makan, pola tidurnya berantakan. Semua itu demi melaksanakan kewajibannya kepada Kementerian Sihir.
Hingga akhirnya tubuhnya tepar, ia kelelahan. Sejak ia diakui sebagai salah satu seorang pahlawan, keluarganya kembali mengakuinya. Kelurga dari ibunya, Keturunan Prince. Neneknya masih hidup, bahkan ia memiliki peri keluarga. Dan Severus juga diperizinkan untuk memanggilnya jika ia membutuhkan bantuannya.
Severus memanggil peri itu, ia memintanya untuk membuatkan sup dan juga teh hangat untuk mengembalikan tenaganya yang hilang. Harry dan Ginny selalu datang setiap Minggu untuk memastikan kondisinya. Harry sudah menganggapnya seperti ayahnya sendiri, hanya pria itu yang rupanya yang mencintainya dengan tulus.
"Hugo, tolong bukakan pintu depan. Siapakah yang datang"
"Baiklah tuan" peri itu pergi, dan ia datang kembali. "Mr. Potter dan istri nya datang untuk menemuimu tuan."
"Izinkan mereka masuk"
Hugo membukakan pintu, dan keduanya datang memasuki rumah tersebut. Keduanya dikejutkan dengan kondisi Severus yang sudah terlihat semakin kurus dan juga sangat pucat. Terlebih suhu tubuhnya juga sangat tinggi. "Ayah kau harus dibawa ke St. Mungos segera"
"Tidak perlu Harry aku baik baik saja setelah makan sup ini" keduanya tidak dapat mengelak, keduanya hanya dapat memantau perkembangan keadaan Severus saja untuk saat ini.
Harry mengelilingi ruang kamar ayah angkatnya kini, ia melihat kantung berisi surat di atas meja kerja. "Ayah, ini ada surat"
Harry memberikannya padanya. Severus mulai membaca surat itu, rupanya sudah sangat lama hingga ia tidak menyadari lembaran surat yang kekasihnya berikan itu padanya. Ia membaca lembaran itu, rasanya jauh lebih membaik ketika mendengar kabar baik tentang kekasihnya Rany yang ada di negeri seberang itu.
"Surat dari siapa itu ayah?"
"Bukan siapa siapa, hanya teman lama" Severus masih tetap menyembunyikan semua yang terjadi. "Aku akan menginap di sini menjagamu, dad"
"Tidak perlu Harry, kau harus kembali. Bagaimana dengan anak anak mu"
"Tenang saja sir, ibuku bisa mengurus mereka" jawab Ginny. Severus hanya tersenyum mencibir, "Sebaiknya kau kembali dan menjaga anakmu, Ms. Potter"
Perkataan Snape memang ada betulnya juga, ia memperdulikan anak dari Harry yang adalah cucunya. Meskipun ia tak menyukainya sebab menamainya seperti musuh bebuyutan nya James Potter I.
"Sebaiknya kau mengantar istrimu pulang Harry, dan nanti jikalau kau mau menemaniku di sini. Aku akan menunggumu datang"
Harry akhirnya menyetujui keputusan sang ayah, ia mengantar kan segera kembali istrinya menemui ibunya dan menginap di sana. Harry juga izin untuk kembali ke kediaman Snape untuk merawatnya yang tengah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Amerta
Fanfiction"Aku tak bisa melupakannya, lalu aku akan hidup dengan siapa nanti? Mengapa aku sangat setia mencintai seseorang, mengapa aku terlalu dalam mencintainya. Bodohnya aku."