Rany tak pernah bisa berhenti memikirkan Severus, ia khawatir kepadanya. Terlebih sudah lama ia tidak mendapatkan surat kabar dari sang kekasih. Ia sempat berpikir jika mungkin saja kekasihnya tengah sibuk dengan pekerjaannya saat ini. Namun, firasat buruk selalu terbesit dipikiran nya.
Firasat buruk itu bukan tentang Severus yang mungkin saja mencintai wanita lain atau mungkin berselingkuh dibalik dirinya, melainkan kekhawatiran nya mengenai kesehatan sang kekasih.
Rany merasa jikalau dirinya kini memiliki kekuatan yang semakin berbeda dari orang lain di sekitarnya. Selain ia mampu melihat sosok yang tak lagi hidup, kini ia bisa merasa dan melihat sekilas mengenai masa depan. Ia sempat melihat gambaran bahwa ibunya akan sakit keras, dan rupanya hal itu betulan terjadi, ibunya sakit keras setelahnya.
Gelas yang ia pegang jatuh ke lantai, pecah berkeping-keping. Seketika ia tersentak melihat sang kekasih tengah berada di hutan gelap belantara dengan tubuh bersimbah darah dan lemah terbujur di tanah itu. "SEVERUS!!"
Ia ingin menemuinya, namun ia tidaklah tau dimana keberadaan pria yang dicintainya itu.
Rany berusaha menenangkan dirinya, mungkin itu hanyalah kekhawatiran nya saja yang sebenarnya tidaklah terjadi. Hari demi hari berlalu, kian berganti. Rany berusaha melupakan gambaran aneh itu dan melanjutkan aktivitasnya bekerja selagi merawat ayah dan juga ibunya yang kini tengah menjalani pengobatan.
***
Harry terkejut setelah kembali dan tidak mendapati Severus di kamarnya. Ia mencari mengelilingi rumah itu tapi is tidak menemukannya. Harry langsung bergegas menemui Kingsley untuk mendapatkan pencerahan. Namun tak ada yang bisa mereka lakukan untuk menemukan Severus.
Hingga pagi datang, mereka mendapatkan kabar dari seseorang pria yang hendak mencari kayu bakar melihat tubuh Severus bersimbah darah tak berdaya di tengah hutan itu. Seketika setelah mendengar kabar tersebut keduanya pergi menuju tempat tersebut dan menemukan tubuh Severus di sana. Harry menangis penuh dengan sesalnya. Ia sempat berjanji akan melindunginya namun ia gagal dengan janjinya sendiri.
Keduanya membawa Severus ke rumah sakit sihir. Severus mendapatkan penanganan. Darahnya sudah habis banyak, tenaga medis membantu memberikan transplantasi darah untuknya. Severus terkena mantra terkutuk yang mungkin sulit untuk pulih. Mungkin saja ia tak akan bisa selamat. Namun tim medis tidak ada henti-hentinya berusaha dan menyemangati Harry bahwa Severus akan segera kembali dan sembuh dari kondisi tak sadarkan dirinya.
Severus dirawat inap, tak ada tanda-tanda bahwa ia akan pulih. Harry selalu menjaganya setiap saat. Hingga Severus mulai bergumam memanggil nama seseorang. "Rany"
Harry terkejut, Severus mulai sadarkan diri meskipun kondisi nya masih lemah bahkan tidak membuka matanya. Namun setidaknya ia mulai memberikan respon dari pengobatannya untuk pulih. Kian hari Severus semakin sering bergumam dan meracau memanggil nama itu. Harry merasa bahwa orang itu pasti sangat lah penting baginya.
Harry memutuskan untuk mencari informasi dari nama wanita yang selalu pria itu panggil setiap saat ketika kondisi bahkan denyut nadi Severus menurun ketika ia kembali merasakan sakit nya.
Menyusuri rumah Severus, memasuki kamarnya dan membaca lembar surat yang masih setia di atas meja. Harry mendapatkan informasi dari gadis yang selalu Severus panggil setiap saat. Hanya kata dari nama gadis itu yang selalu Severus ucapkan, tiada kata lain. Harry juga sempat membaca buku harian milik pria itu, meskipun sebenarnya hal itu adalah terlarang namun semua itu ia lakukan demi keselamatan dan kepentingan pria yang ia sayangi seperti ayahnya sendiri.
Harry kembali ke kementerian sihir. Menemui atasan Severus dan bertanya mengenai banyak hal. Rupanya Severus sempat pergi ke Indonesia untuk mencari sesuatu. Dan Harry meminta izin kepada Kingsley untuk mendatangi Indonesia demi mendapatkan informasi lebih lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Amerta
Fanfiction"Aku tak bisa melupakannya, lalu aku akan hidup dengan siapa nanti? Mengapa aku sangat setia mencintai seseorang, mengapa aku terlalu dalam mencintainya. Bodohnya aku."