3

192 30 26
                                    

Malam itu Rowina membawa keranjang berisi bayi yang masih merah itu, dia berjalan hingga ke sungai, dia berniat menghayutkan bayi itu,

"Biarlah arus sungai ini yang menentukan hidupmu" kata Rowina masih memegang keranjang itu

Bayi itu menangis dengan keras, seakan memohon pada neneknya agar jangan terlalu kejam padanya, merasa kasihan dia kembali menggendong bayi itu.

Hanya ada satu tujuannya melangkah, rumah Lieva

"Nyonya, ada apa kemari?" tanya Lieva yang membuka pintu

Rowina bergegas masuk takut ada yang melihat,

"Juno sudah ditemukan?"

Lieva menggeleng, Juno kabur dari penjara dan entah dimana sekarang dia

"Ini anak Juno, aku serahkan padamu, terserah mau kamu apakan anak ini"

Lieva mengendong cucunya itu, airmatanya menetes kasihan

"Terima kasih nyonya, saya akan merawatnya dengan baik"

"Pergilah dari sini, dan jangan pernah muncul lagi! aku akan mengatakan pada Gia anaknya meninggal!" Rowina dengan cepat meninggalkan rumah kayu itu

Semenjak saat itu Lieva yang membesarkan Kinaya menjadi anak yang cantik dan baik, meski ditekan ekonomi yang sulit, Lieva tidak pernah membiarkan cucunya kelaparan.

Lieva memutuskan untuk pergi mencari Juno, bersama cucunya yang sedari bayi selalu dibawa kemana saja Lieva pergi, hingga dia berumur 12 tahun mereka belum menemukan Juno.

Langkah kaki mereka pun tiba dikampung ini, tempat dimana Gia tinggal bersama mertuanya, kesehatan Lieva yang kian memburuk membuat dia bertekad mengantarkan Kinaya pada ibunya, namun dia tak akan memberitahu kebenaranya, dia takut menghancurkan hidup Gia, biarlah saja Kinaya hidup dekat dengan ibunya tanpa tahu kebenaranya.

*

Kinaya dibawa ke rumah khusus para pelayan tinggal, rumah itu jauh dari rumah utama, Wita membawa Kinaya kesana dan meminta kepala pelayan memberikan pakaian yang lebih layak.

"Heh ! anak baru, kamu harus mengikuti semua perintahku!" kata Tuti si kepala pelayan

Kinaya hanya mengangguk senang akan memakai pakaian baru, dia akan bekerja keras demi pengobatan sang nenek.

"Cepat ganti dan ikut aku! kamu harus memberi salam pada nyonya muda pertama dan kedua!"

Kinaya dengan cepat berganti pakaian, menyisir rambutnya dan mengikuti kepala pelayan wanita itu.

Mereka sampai dipintu depan kamar Gia,

"Nyonya , ada pelayan baru ingin memberi salam"

Pintu terbuka , Gia melihat pertama kali gadis itu dan tersenyum

"Selamat siang nyonya" Kinaya setengah membungkuk memberi salam

Gia mempersilahkan mereka masuk,

"Berapa umurmu?"

"Saya berumur 12 tahun"

Wajah Gia berubah, dia kembali mengingat anaknya jika masih hidup pasti sebaya dengan Kinaya

"Kenapa orangtuanya tega membuatnya menjadi pelayan?" tanya Gia pada Tuti

"Bukan orang tuanya, tapi neneknya"

"Nenek saya sedang sakit, saya ingin bekerja agar bisa membawa nenek berobat"

Gia tersenyum mengelus rambut Kinaya,

"Bekerja yang rajin jika begitu"

"Jangan memberikan pekerjaan yang terlalu berat" kata Gia pada Tuti dan dijawab anggukan tidak senang

LIFE in DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang