12

195 31 30
                                    

Gia menangis dikamarnya, memukul kepala dan dadanya , anak yang dia kira sudah tiada ternyata tepat disampingnya, tangisannya semakin keras kala mengingat dia yang menyaksikan sendiri putrinya disiksa Hanjaya.

Rasa dendam dan kesal yang sudah Gia pendam sejak lama mencuat ke permukaan,

Hanjaya yang ada diluar tidak sengaja mendengar isak tangis Gia, dia pun membuka pintu itu, mata Gia menajam sempurna,

"Kamu kenapa menangis?"

Gia masih diam, dia terus menatap tajam Han tanpa berkedip

"Gia ! Gia! kenapa?"

"Aku ingin cerai! ceraikan aku!" teriak Gia sambil berdiri berhadapan dengan Han

"Apa kamu sudah gila?! tiba-tiba meminta cerai?!"

"Aku ingin cerai! ceraikan aku!" teiaknya berulang

"Apa karena pembantu sial itu?"

Gia menampar Han untuk pertama kalinya,

"Kamu! beraninya menamparku?!!" tangannya terangkat tapi Gia malah memajukan wajahnya

"Tampar aku! tampar aku sampai kamu puas! tapi setelah ini ceraikan aku!"

Tangan Han tertahan,

"Ada apa sebenarnya Gia?! kamu kenapa?!"

"Aku tak bisa hidup lagi denganmu! pria brengsek!"

Han sama sekali tidak mengerti, memilih meninggalkan Gia dikamarnya

Gia menangis memeluk lututnya,  dia merasa bersalah pada anaknya sendiri

*

"Ini rumah paman?! besar sekali" Naya masuk dan melihat rumah besar itu

"Ayo keatas, paman menyiapkan kamar untukmu, tapi tidak tahu apakah kamu menyukainya"

Kinaya kembali kaget kala melihat kamarnya sangat luas

"Paman, kamar ini terlalu besar, bahkan lebih besar dari rumah yang kami sewa bersama nenek"

Juno kembali merasa hatinya digelitik, kehidupan seperti apa yang ibu dan anaknya lalui selama ini

"Kamu tidur disini ya, ada pelayan yang bisa kamu mintai tolong"

Juno meninggalkan Kinaya yang masih sibuk mengamati kamarnya sendiri, dia membuka lemari ada berbagai pakaian mewah didalamnya

"Nek, Kinaya senang tinggal bersama paman" katanya dalam hati

Kinaya kemudian berbaring perlahan dikasur empuk itu, pertama kali dalam hidupnya dia merasakan tidur diatas kasur, biasanya dia hanya tidur dilantai beralas karung goni

Pagi ini Juno terbangun , langsung duduk dimeja makan

"Kinaya mana?" tanyanya pada pelayan

"Non Kinaya didapur tuan"

Juno berdiri menghampiri anaknya,

"Naya sedang apa?"

"Masak paman"

"Kenapa kamu yang masak? disini ada tukang masak"

"Naya tidak tahu harus berbuat apa sedari subuh tadi"

"Mulai besok kamu tidak boleh bangun subuh, bangun siang saat matahari sudah diatas kepala"

"Naya sudah biasa bangun subuh"

"Makanya belajar dari sekarang, ayo sarapan dulu"

Juno membantu Naya membawa lauk keluar membuat pelayan merasa heran, mereka tak pernah melihat tuannya masuk ke dapur, apalagi memegang piring lauk, semua pasti pelayan yang mengerjakan

LIFE in DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang