Gia sampai dirumah dengan raut wajah yang sulit diartikan, tentu dia bahagia bertemu Juno, tapi kini semua sudah berbeda, dia sudah menjadi istri orang lain.
"Ibu tadi dimarah papa?"
"Tidak Bima, ibu yang salah tidak bisa menjaga Bima"
"Maaf ya bu, karena Bima pasti ibu dimarahin papa"
"Bima ke kamar ya, mandi terus istirahat"
Han datang langsung menyeret Gia ke kamar, membanting kasar tubuh Gia ke kasur
"Siapa pria itu?!"
"Aku tidak kenal"
"Tidak kenal? tapi kamu bahkan menangis didepannya!"
"Itu,.. itu karena aku panik Bima hilang!"
Han menatap tajam Gia, dirinya mulai mendekat
"Han ! apa yang mau kamu lakukan?!" Gia terus bergerak mundur
"Apalagi jika bukan menikmati siang ini yang panas ini"
Bibir Han langsung menyerang bibir Gia, tangannya dicengkram kuat
"Nyo-
Kinaya masuk dan melihat itu, Han berdiri menatap kesal pada Kinaya
"Kamu lagi! kurang ajar! kenapa tidak mengetuk pintu?!"
"Saya sudah mengetuk, tapi tidak ada jawaban, saya hanya ingin mengantar selimut ini" jawabnya gugup
"Ikut aku!" Han langsung menarik rambut Kinaya
"Han! Han!" Gia berlari mengikuti Han
"Ampun tuan, sakit!"
Han menghempaskan tubuh kecil itu ke tanah,
"Berlutut disini hingga saya suruh kamu berdiri!"
"Han! cuaca hari ini sangat panas!"
"Diam kamu Gia! sudah cukup aku menahan kesabaranku padamu!"
Han lagi-lagi menampar Gia, Gia hanya diam memegang pipinya yang perih
Kinaya menangis melihat perlakuan Han pada Gia, tapi siapa dia bisa membantu Gia? membantu dirinya sendiri saja tidak bisa.
*
Juno kembali ke rumah, mengingat kembali ucapan Gia jika anak mereka sudah meninggal, itu hanya kebohongan atau sungguhan atau Rowina yang berkata dusta?
Tidak kuat dengan rasa penasaran Juno langsung mengemudikan sedannya ke rumah orang tua Gia yang lumayan jauh dari kampung itu.
"Untuk apa lagi kamu kemari?!" bentak Karta melihat Juno berjalan masuk
"Ada yang ingin saya tanyakan pada nyonya"
"Ada apa Juno ? bukankah sudah jelas perkataan saya tempo hari?"
"Apa yang kamu bicarakan padanya?"
"Bukan apa-apa, Juno hanya bertanya tentang Gia"
"Pergi dari rumah saya!"
Rowina memberi kode pada Juno dengan melirik ke belakang, menerka nerka Juno melangkah keluar dan langsung menuju halaman belakang tempat para pelayan tinggal.
"Apa lagi Juno?"
"Saya bertemu Gia, sepertinya dia tidak bahagia!"
Rowina sebenarnya sudah bisa menebak, dari awal pernikahan Gia sudah menyebabkan masalah, tentu suami dan mertuanya sudah membencinya,
"Tapi kenapa dia mengatakan anak kami sudah meninggal?"
"Waktu itu saya membohonginya, saya mengatakan anak kalian sudah meninggal setelah saya menyerahkan bayi itu pada ibumu"