hey, sampai jumpa
Di lain hari
Untuk kita bertemu lagi
Ku relakan diri mu pergi
Meskipun ku tak siap
Untuk merindu
Ku tak siap tanpa dirimu
Kuharap terbaik untuk mu•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Keadaan sama sekali tidak berubah, malam yang seharusnya mereka nikmati dengan bercengkrama di depan api unggun malah menjadi malam yang menyeramkan dengan menyaksikan salah satu dari mereka yang sekarat.
Mereka masih berusaha untuk membuat keadaan Sean lebih baik namun tidak berhasil sama sekali.
Aiden dan Ajun sudah mengganti sapu tangan tiga kali untuk mengelap darah yang mengalir ke leher hingga membasahi baju Sean. Haris dan Rizky juga turut membantu mengelap darah nya menggunakan tissue.Yuda dan Ridho berusaha untuk membuat Sean tetap sadar.
Sisanya berdoa dan berusaha untuk tetap tenang agar tidak memperburuk suasana."Wisnu jangan ngelamun" tegur Bagas sambil menyenggol lengan temannya itu, pasal nya sejak tadi ia hanya diam sambil memperhatikan Sean, sorot kekhawatiran tidak dapat di elakkan dari matanya.
"Gue takut dia kenapa-napa" lirih nya
"Kita semua juga takut, tapi kita harus tetap tenang, sekarang kita cuma bisa berdoa buat Sean"
Bagas benar, sekarang yang bisa mereka lakukan hanya berdoa untuk teman nya itu, posisi mereka sedang berada di tengah tengah hutan gunung. Mencari pertolongan pun tidak tau harus dimana.
"Aaakhhh" Sean tiba-tiba berteriak dengan kencang, darah mengalir bagai air mancur dari mulutnya. Semua panik dan berusaha mengembalikan kesadaran Sean
"Sean! Istighfar!" Devano mengguncang tubuh pemuda yang sedang di ambang batas "sadar, hey! Jangan bikin panik!"
Sean terus berteriak, raut wajahnya menunjukkan rasa sakit yang teramat sangat, matanya melotot dengan urat leher yang menonjol keluar "sakit!" Teriak nya dengan suara yang tidak jelas
Jefran kalap, ia menyeka darah Sean dengan tangan kosong, matanya memanas dengan tubuh yang bergetar "pliss jangan siksa dia.. kami tidak ada niat jahat disini.."
Sean berhenti berteriak, tubuhnya lemas seketika, darah yang mengalir perlahan berhenti. Mengundang helaan nafas lega dari sebelas pemuda lainnya. Namun, Ajun dan Aiden di buat berhenti mengelap darah Sean, mereka saling bertatap sejenak dengan raut terkejut.
"Sean?" Panggil Ajun, yang di panggil tidak menggubris matanya tertutup sempurna. Darah yang keluar juga berhenti seketika
"Jangan bikin takut, Sean!"
"Tenang, Jun!" Devano menghentikan tangan Ajun yang terus menepuk pipi Sean memaksa pemuda itu untuk bangun.
Yuda memeriksa nadi leher Sean,
Tubuh nya menegang seketika, jantung nya berdetak hebat otak nya masih berusaha mencerna apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST In The Mountain
Mystery / Thriller;"Tidak ada yang bisa mencegah dan dicegah" "Satu nyawa tidak bisa menebus satu kesalahan " Akan banyak kejutan dan plot twist di versi Novel yg membuat kamu terkaget-kaget