LOST| 23 pasar setan

225 33 3
                                    

"Kita istirahat 10 menit, habis itu-"
Yuda spontan berhenti berbicara, matanya tak sengaja menangkap hal yang tidak seharusnya mereka lihat

"Kenapa?" Tanya Devano heran

Tangan Yuda bergerak menunjuk sebuah keramaian yang tidak jauh dari tempat mereka sekarang. Mereka langsung mengikuti arah tangan Yuda.

Rasa heran dan takut kembali menyelimuti mereka, bagaimana bisa ada sebuah pasar di tengah-tengah hutan seperti ini dengan banyaknya pengunjung berbaju seperti pada zaman kerajaan.

"Pasar setan" gumam Wisnu

Secara serentak, mereka mengalihkan pandangan ketika menyadari orang-orang di pasar itu mulai melirik dengan tatapan tajam yang menyeramkan

"Kita jalan sekarang!" Rizky langsung menggendong tubuh Haris yang sebelumnya di sandarkan pada pohon, mata nya melirik teman-teman nya yang masih diam dengan wajah pucat "malah diem! Ayo!"

"Kaki gue gak bisa gerak, ky!" ucap Dava panik ketika kaki nya tidak bisa di gerakkan dan mati rasa

Rizky beralih menatap yang lain "kalian?"

Devano menatap jengkel Rizky, suara nya membuat orang-orang di depan sana menatap mereka dengan berbagai pandangan "Lo diem, mereka ngeliatin kita sekarang!" Desis nya penuh penekanan

"Goblok! Yaudah bangun lo pada, mau selamat nggak?!" Bentak Rizky karna terlampau geram melihat pergerakan mereka yang terlalu lambat dan bertele-tele dalam bertindak

"Kaki kita gak bisa gerak bodoh!" Yuda balas membentak sambil terus berusaha menggerakkan kaki nya yang terasa kaku

Arghh

Wisnu berteriak kencang, ketika merasa pipinya di sayat dengan benda tajam, membuat darah mengalir deras dari pipinya yang sebelah kanan. Rasa perih dari sayatan itu bertambah dua kali lipat karna terkena gerimis yang tiba-tiba berubah menjadi hujan yang sangat deras

"Pipi Wisnu!" Mereka semua kaget ketika mendapati darah yang mengalir dari pipi Wisnu.

"Horor anjir" ucap Devano ketika merasa suasana yang kembali mencekam. Mata nya sesekali melirik orang-orang di depan sana yang masih memandangi mereka tanpa merasa terganggu dengan derasnya hujan yang terasa sakit saat mengenai wajah "ngapa pada liat kesini sih!" Rasa kesal dan takut bercampur menjadi satu

Wisnu mencoba menutupi luka di pipinya menggunakan telapak tangan agar tidak terkena air hujan dan terasa semakin perih. Dapat Wisnu rasakan luka ini terasa sangat dalam, ringisan tak dapat ia tahan karena sakit nya

Di tengah rasa panik yang melanda teman-teman nya, Aiden tetap diam dan berusaha terlihat tenang. Matanya sejak tadi berusaha mengamati sekitar mencoba mencari objek yang sejak tadi menganggu teman-teman nya. Karna sungguh, sejak tadi ia tidak melihat apa pun selain rintik hujan dan pepohonan besar dengan hawa suram dan menakutkan.

Yuda terus memukuli kaki nya berharap menimbulkan rasa dan dapat di gerakkan seperti semula
"Ayolah, biarin kita pulang" lirihnya dengan mata yang kembali ingin menangis

Hawa di sekitar mereka tiba-tiba berubah menjadi terasa sangat mencekam dan menakutkan. Bulu kuduk mereka berdiri seketika, saat mendengar suara gemuruh dari langit

"Rizky, lo pergi dari sini sekarang!" Perintah Wisnu, Rizky langsung melotot tidak setuju

"Maksud lo?!" Rizky langsung mengubah posisinya yang sebelumnya masih berdiri menjadi duduk "lo nyuruh gue buat pergi sendiri ha? Gue colok mata lo kalau lo jawab iya"

Wisnu meringis ketika luka nya terasa berdenyut sakit saat ingin berbicara "setidaknya lo bisa selamat nanti"

"Lo-"

"Mereke kesini!" Ucapan Rizky terpotong oleh suara desisan panik Dava

"Diem! Pura-pura gak tau!" Seru Aiden, mereka semua menurut dan bersikap seolah-olah tidak tau dan tidak pernah melihat orang-orang yang sekarang ini mulai berjalan mendekati mereka semua.

Meskipun Aiden tidak dapat melihat orang-orang itu, tapi Aiden faham apa yang terjadi sekarang, dan apa yang akan terjadi kedepannya jika menurut dan mengikuti orang-orang itu.

Seorang gadis muda melangkah mendekati mereka "arep mangan? Kita wis nyedhiyakake akeh ing kene "

(Mau makan? Kami sudah menyediakan banyak disini)

Tawaran itu tidak di tanggapi, mereka memilih diam dan berpura-pura tidak tau. Hingga gadis itu pergi berlalu dengan tatapan marah yang ditujukan pada Yuda dan rombongannya

"Wong sombong, umure ora dawa, nanging tumindak sesukane"

(Manusia sombong, hidup tidak lama tapi berlaku seenaknya)

Ucapan itu di keluarkan oleh seorang pria paruh baya berpakaian serba hitam khas kerajaan yang lengkap dengan blangkon di kepalanya.

Hilang.. orang-orang tadi tidak terlihat lagi, yang ada hanya pohon dan tanah yang sedikit lapang di depan sana. Namun, suara kericuhan masih terdengar walau hujan dan gemuruh terbilang sangat kencang

Bersamaan dengan itu, kaki mereka yang sebelumnya tidak bisa di gerakkan perlahan kembali normal, hal itu membuat Yuda menghela nafas lega

"Kita jalan sekarang aja, kaki lo pada udah bisa gerak kan?" Yuda melirik teman-teman nya satu persatu

Dava sebenarnya masih cukup lelah, kaki nya memang sudah bisa bergerak, namun letih itu tak kunjung hilang. Tapi, jika terus diam di tempat ini mereka pasti akan mendapat hal yang lebih mengerikan dari yang tadi

"Wisnu?" Devano menatap khawatir ke arah Wisnu, pipi pemuda itu masih mengeluarkan darah

Wisnu mengerti, ia lantas tersenyum meyakinkan "Gue gak apa-apa"

"Ridho?" Yuda kembali memanggil nama Ridho untuk memastikan pemuda itu apakah ia sudah sadar

"Hm" mereka langsung menghela nafas lega ketika mendengar jawaban dari Ridho, walau hanya lirihan dan gerakan tangan.

"Dava? Aiden?" Devano benar-benar memastikan kondisi temannya satu persatu

"Udah aman" jawab Dava

Aiden hanya memberikan jempol saja untuk menjawab, mulut nya terlalu malas untuk mengeluarkan suara.

"Itu tadi pasar setan?" Tanya Dava, bulu kuduk seketika merinding ketika menyebut nama pasar itu. Masih terbayang jelas di kepalanya wajah orang-orang di pasar itu tadi

Rizky melirik Dava datar "nggak, pasar Senen itu tadi"

"Hahahaha lucu syekalihhh" Tawa garing Devano terdengar menyebalkan di telinga Rizky

Yuda menghela nafas gusar, mata nya tak henti mengamati sekitar walau terasa susah karna air hujan "kita nekat jalan di saat kondisi kayak gini?"

Yuda mengkhawatirkan kondisi teman-temannya jika memaksa berjalan di tengah hujan angin dengan gemuruh besar seperti ini di tengah hutan. Tapi, jika tidak sekarang, maka mereka akan semakin lama keluar dari hutan ini

"Mau berhenti lagi pun gue ragu sama kondisi Ridho dan yang lain"

Wisnu menepuk pundak Yuda pelan "kita gak usah buang waktu lagi, jasad mereka gak bisa kita biarin lebih lama lagi di sini" Yuda mengangguk setuju

"Sekarang kita jalan lagi, berdoa jangan lupa biar kita bisa cepet keluar dari sini" Aiden akhir nya membuka suara, dan kembali mengambil posisi seperti sebelumnya, yaitu bagian paling depan.

"Sebentar lagi, kita bakal keluar!" Ucap Dava yakin

"Tau dari mana?" Tanya Devano dan Rizky secara serentak

Dava hanya tersenyum tanpa menjawab, kemudian ia mengambil posisi berdiri di belakang Aiden. Kali ini ia akan ikut melindungi teman-temannya yang lain, apa pun yang di hadapi nanti

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

LOST  In The Mountain  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang