LOST| 24 bergerak mati, diam pun mati

247 32 0
                                    


Terus berjalan dengan tubuh yang sudah basah kuyup serta beban di punggung bukan lah hal yang mudah untuk di lakukan. Jika bukan karena yang di gendong nya adalah teman sendiri, Devano tidak akan rela mengorbankan tenaga nya seperti ini.
Katakanlah Devano apatis, karna itu memang benar adanya.

"Gue, kalau bukan karena temen kita aja, gak bakal Sudi gue gendong nya di tengah kondisi kita kayak gini"

Rizky mendecih ketika masih dapat mendengar ucapan Devano di tengah berisik nya suara hujan dan gemuruh "apatis"

Rizky sebenarnya heran, kenapa ia selalu mendapat barisan yang di belakang nya adalah Devano. Berdiri di depan pemuda itu membuat darah Rizky naik seketika, karna ocehan tak bermutu yang di keluarkan nya.

Di depan sana, Aiden masih terus berjalan memimpin teman-temannya. Jalur kali ini sudah sedikit membaik, namun di kanan dan kiri masih di kelilingi pohon, bahkan ukuran pohonnya besar-besar. Aiden sedikit takut saat angin tidak berhenti bertiup dengan sangat kencang, membuat beberapa pohon bergoyang seakan ingin jatuh dan menimpa yang di bawah.

"Adohhh angin nya kenceng banget ini woy" keluh Devano, karna tubuhnya ikut terhuyung kesamping karna tertiup angin. Bisa di bayangkan seberapa kencang angin saat itu?
"gue takut ketiban pohon deh"

Mereka yang mendengar ucapan Devano, jadi ikut takut. Sejak tadi juga, kepala mereka di bayang-bayangi ketika pohon tumbang dan menimpa mereka.

Sebuah kilatan petir dengan cahaya terang dan suara menggelegar menyambar sebuah pohon yang berada tidak jauh di depan mereka.
Aiden yang berada di posisi paling depan, tentu takut bukan kepalang.

"Kalau tumbang ke sini, mati dong gue" ucap nya pelan, ada rasa takut yang teramat sangat dalam dirinya saat ini.

Dava mendengar ucapan Aiden tadi, lantas terkekeh "gue juga mati kali"

Posisi mereka sekarang ini sedang berhenti, sejak sebuah pohon di sambar petir tadi. Kaki mereka mendadak berhenti, takut untuk melangkah ke depan. Di sekeliling mereka di penuhi pohon besar, jadi?
Kemana harus mereka berlindung?

"Gue mau jadi rumput aja rasanya" rengek Devano, kepalanya terus berfikir, bagaimana bisa mereka di hadapkan dengan kondisi bergerak mati, diam pun mati seperti ini.

petir itu kembali datang, namun tidak menyambar pohon. Tapi tetap saja, suara dan kilatan cahaya itu bisa menyambar mereka kapan saja.

"Lanjut aja, mau berlindung pun gak tau kemana" usul Yuda, sebenarnya ia juga tidak yakin dengan pilihan nya. Tapi, mau bagaimana lagi

Meski dengan langkah gemetar, Aiden tetap lanjut melangkah. Memimpin teman-temannya menyusuri jalan yang seperti tak berujung ini.

Di sekitar mereka tampak sedikit gelap, karna pohon-pohon besar yang rindang di tambah mendung yang sangat gelap.

Pohon-pohon bergerak karna di terjang angin yang begitu kencang, di tambah kilatan petir yang menyeramkan. Membuat mereka yakin, kalau sebentar lagi ajal akan menjemput mereka semua. Kondisi ini membuat mereka mau tidak mau pasrah dengan berjalan di Sertai perasaan takut luar biasa.

Wisnu melihat pohon-pohon di sekitar nya seperti akan tercabut dan terbang di bawa angin yang begitu kencang. Tubuhnya saja berulangkali oleng dan hampir terbawa angin.
Padahal Sean yang di gendong nya saat ini sudah cukup berat untuk bisa terangkat oleh angin.

"Tolong!!!" Teriak Devano dengan sangat kencang, setelah nya di susul oleh kilatan petir dan gemuruh besar

"Ngapa teriak oy!" Kesal Rizky, karna sempat kaget dengan suara Devano

"Ya biar di tolong lah bego!"

Brak!

Suara pohon tumbang terdengar setelah kilat menyambar di depan sana.

LOST  In The Mountain  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang