26 ] Lawu itu kejam

333 43 4
                                    

Pergilah dengan tenang kawan.
Petualangan kalian telah selesai
Sekarang pulang lah, dan tidur lah
dengan tenang.

••••

Para tim SAR bersama TNI dan polisi terus berusaha mengevakuasi jasad para pendaki yang tertimpa pohon. Proses evakuasi sulit di lakukan, karna ukuran batang pohon yang tidak bisa di katakan kecil, serta tubuh para korban di bawah nya. Tim SAR takut melukai tubuh di bawah sana saat memotong batang pohon tersebut menggunakan gergaji mesin.

Tim SAR bersama TNI dan polisi langsung datang setelah anggota regu C memberi kabar kalau mereka telah menemukan para pendaki yang hilang. Ayah Wisnu, Yuda dan Bagas ikut hadir, guna melihat kondisi putra mereka di lokasi yang sudah sangat jauh dari pos pendakian.

Rizky masih disana, menyaksikan tubuh teman-temannya yang masih setia di bawah sana, matanya menyiratkan kekosongan. Seorang relawan sudah membujuk nya  untuk mau di bawa ke rumah sakit, namun Rizky terus menolak bahkan berteriak kencang saat di paksa.

"Kalian beneran pergi?" Rizky kembali menangis, kepalanya di sembunyikan di antara kedua lututnya yang di tekuk, bahkan Rizky lupa, kalau tubuh Haris ada di sampingnya saat ini

Rizky melihat bagaimana tubuh teman-temannya di tarik keluar saat batang pohon besar itu berhasil di potong menjadi beberapa bagian kecil.

Rizky juga melihat, bagaimana Ayah teman-temannya menahan tangis saat melihat bagaimana tubuh anak mereka di masukkan kedalam kantung jenazah satu persatu. Ayah Jefran turut hadir, membantu proses evakuasi.

Rizky bangkit, walau terasa lemas ia paksa kaki nya untuk berjalan mendekati teman-temannya yang telah tertidur tenang. Tubuh Rizky jatuh tepat dihadapan jasad Devano,
satu-satunya jasad yang belum di masukkan kedalam kantung jenazah.

"Kita gak bisa ribut lagi, Dev?" Tangan Rizky yang gemetar bergerak mengusap darah di bagian belakang kepala Devano "lo beneran mati ketiban pohon" Rizky terkekeh di tengah tangisnya mengingat ucapan Devano beberapa jam lalu.

Tangan bergetar milik ayah Devano mendarat di pundak rapuh milik Rizky, "terima kasih, kamu masih ada di samping mereka sampai saat ini"
Ayah Devano langsung mendekap tubuh Rizky, tangisan Rizky pecah, ia menangis hebat di pelukan ayah Devano. Ia menumpahkan semua tangisan yang di tahan nya sejak tadi

"Mereka ninggalin Rizky, om"

Ayah Devano menghapus air mata nya yang mengalir begitu saja ketika mendengar ucapan Rizky, mulutnya tidak bisa berkata apapun saat ini.

Semua orang di sana menyaksikan, bagaimana hancur nya seorang Jevano Ar-Rizky, seorang pemuda yang di tinggal oleh 11 temannya tanpa terduga, tanpa tanda apapun.

Tio, pemuda itu sejak tadi hanya diam membisu, tidak ada sepatah katapun yang dikeluarkan nya. Matanya tak lepas dari kantung jenazah yang sudah tertata rapi didepan matanya sendiri.

Hatinya memberontak ingin menangis meraung-raung, namun dengan sekuat tenaga ia tahan. Matanya tidak memandang kearah Rizky sedikit pun, rasa kecewa hadir di dalam hatinya. Bagaimana bisa mereka semua pergi meninggalkan Rizky seorang diri di tempat ini.

"Kalian ingkar janji"

Tangan mengepal erat, matanya memanas begitu melihat Rizky terduduk lemas di depan nya "maaf, gue gak bisa lindungi mereka"

Tio membuang muka ke arah lain, rahangnya mengeras "semuanya penghianat!"

"Maaf karna gak pulang dalam formasi lengkap" Rizky terus menggumamkan kata maaf di depan Tio

Tubuh Rizky sedikit terhuyung kebelakang ketika Tio memeluk nya dengan begitu erat "semua penghianat, kalian penghianat" tangis pemuda itu tumpah di dalam pelukan tubuh lemah Rizky "Lawu itu kejam"

LOST  In The Mountain  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang