Katrina tengah fokus memotong wortel dengan bentuk tipis-tipis. Sembari menunggu kepulangan Sean, wanita itu lebih memilih untuk menyibukkan diri dengan memasak makanan kesukaan Sean.
Grep!
Katrina sontak merasa terkejut ketika merasakan sebuah pelukan di area pinggangnya.
“Sedang apa, Sweety?” tanya Sean sembari meletakkan dagunya di pundak kanan Katrina.
“Sean, kamu sudah pulang?”
“Iya.” Sean membalikkan tubuh Katrina agar menghadap ke arahnya, membuat aktivitas Katrina yang tadi tengah memotong wortel terhenti.
“Kenapa kamu melakukan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh para pelayan di sini? Hm?”
“Aku bosan. Dari semalam kamu tidak pulang. Kamu tadi malam menginap di mana?” tanya Katrina.
“Aku menginap di apartemen temanku. Tadi malam banyak sekali pekerjaan yang harus aku urus, hingga akhirnya aku lembur dan memilih untuk menginap.” Sean memang paling ahli kalau berbohong.
“Kenapa kamu tidak pulang? Aku khawatir,” ujar Katrina sendu.
“Aku terlalu lelah, Sweety.” Sean mengusap pipi kanan Katrina dengan begitu lembut.
“Hari ini kamu gak kerja?”
“Enggak, aku mau istirahat.” Sean menarik kepala Katrina agar mendekat ke arah bibirnya. Ia lalu mendaratkan kecupan lembut di kening wanita itu.
“Aku merindukanmu,” desis Sean.
Katrina sempat memekik kaget saat dengan tiba-tiba Sean menggendong tubuhnya dan membawanya ke kamar. Mengabaikan tatapan geli para pelayan yang ada di sana.
Sean membuka pintu kamar dengan cara menendangnya menggunakan kaki kanannya. Setelah itu, Sean meletakkan tubuh Katrina di atas tempat tidur. Tak lupa, Sean mengunci pintu kamar agar tidak ada yang mengganggu aktivitasnya bersama Katrina.
“Sean, kamu mau ngapain?” tanya Katrina polos.
Sean tersenyum. Ia lalu hendak melepaskan kemeja kotak-kotak yang melekat di tubuhnya. Namun, Sean langsung mengurungkan niatnya itu ketika mengingat apa yang telah ia perbuat tadi malam bersama Aletta.
‘Tidak, kalau aku melakukannya sembari bertelanjang, otomatis Katrina akan dapat melihat dengan jelas tanda yang dibuat oleh Aletta di tubuhku tadi malam.’ Batin Sean bergumam.
Sean akhirnya tidak jadi membuka kemejanya. Hanya bagian bawahnya saja. Ia lalu mendekati Katrina yang terbaring di atas tempat tidur.
“I miss you, My wife.” Sean mengungkung tubuh Katrina lalu mencium bibir Katrina dengan lembut.
💧💧💧💧
Tepat pukul satu siang, Katrina membuka kedua matanya yang masih agak berat secara perlahan. Melayani sang suami benar-benar membuatnya sampai kelelahan dan akhirnya tertidur.
“Sudah bangun?” tanya Sean yang sudah bersih-bersih dan kini hanya memakai kaus putih polos dengan celana pendek selutut.
Katrina bangkit dari rebahannya. Tak lupa, ia juga menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Walaupun Sean sering melihatnya, tapi tetap saja dia merasa malu.
“Mandilah, aku akan menunggumu di bawah. Kita akan makan bersama-sama,” ujar Sean mengelus puncak kepala Katrina lalu mendaratkan ciuman lembut di puncak kepala itu.
Setelah itu, Sean pun pergi keluar dari dalam kamar. Katrina langsung beranjak dari tempat tidurnya dan langsung pergi ke kamar mandi dengan selimut yang melilit di sekujur tubuhnya.
Setelah beberapa menit melakukan ritual mandi, akhirnya kini Katrina telah segar dan rapi dengan pakaian rajut berlengan pendek serta jeans kulot rumbai dark blue.
Katrina melangkah keluar dari dalam kamar, menuruni tangga dan langsung menghampiri Sean yang sudah duduk di atas kursi makan.
“Kamu nunggunya lama, ya?” tanya Katrina lalu duduk di kursi yang bersebelahan dengan Sean.
“Tidak.”
Katrina tersenyum. Ia lalu mengambil satu centong nasi dan menuangkannya ke atas piring milik Sean.
“Kamu mau sayurannya?” tanya Katrina.
“Boleh, sama kaldu ayamnya.”
“Baiklah.” Katrina mengambil beberapa lauk-pauk yang suaminya inginkan. Wanita itu benar-benar melayani Sean dengan baik.
Setelah menghabiskan makanan masing-masing, Sean meminum segelas air putihnya.
“Oh ya, Sean. Aku mau nanya sesuatu sama kamu.” Katrina membuka suaranya saat melihat Sean yang hendak beranjak dari tempat duduknya.
“Apa?”
“Tadi pagi, tumben kamu tidak melepaskan kemeja kamu saat kita sedang bercinta? Biasanya kan kamu tidak pernah melewatkan satu pakaian pun jika mau berhubungan denganku,” ujar Katrina pelan. Sebenarnya Katrina malu membahas semua ini, tapi rasa penasarannya lebih mendominasi. Katrina benar-benar merasa aneh atas sikap Sean tadi pagi, karena tidak biasanya pria itu memakai pakaian ketika mereka bercinta.
“Oh, itu. Sebenarnya ... tadi aku sudah sangat tidak sabar untuk menerkammu. Kamu terlalu menggoda untuk dilewatkan, Sweety.”
Blush!
Kedua pipi Katrina langsung merona merah saat mendengar kata-kata manis Sean. Akhir-akhir ini, perkataan manis suaminya itu memang mulai berpengaruh bagi Katrina.
Dengan adanya Sean di dalam hidupnya, Katrina berharap akan ada secercah kebahagiaan setelahnya. Sejak dulu Katrina selalu sendiri tanpa kasih sayang dan selalu ditinggal oleh orang-orang yang ia sayangi. Dan sekarang, Katrina berharap Sean akan dapat membawa kebahagiaan serta kasih sayang untuknya.
💧💧💧💧
T
B
CMaaf kalau masih banyak typo-nya ....
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND PSYCHOPATH [END]
General FictionSeanno Hydar Smith. Pria tampan berhati iblis. Setiap ingin berhasil mendapatkan tujuan, ia akan memanfaatkan semua keadaan. Katrina Azella. Gadis cantik yang dipaksa secara tiba-tiba oleh Sean untuk menikah dengannya. Apa alasan Sean menikahinya? _...