CHAPTER 33

43.5K 1.8K 7
                                    

Pintu berwarna coklat itu terbuka, setelah barusan Katrina menekan bel rumah yang terpasang di tembok sisi pintu.

“Katrina, apa yang terjadi?!” Felicya yang membukakan pintu sontak merasa terkejut saat melihat penampilan Katrina yang tampak sangat berantakan. Dress yang digunakannya sobek sebelah dan terlihat agak lusuh, serta sebuah jas berwarna hitam menyampir di pundaknya. Menutupi bagian sobekan dress itu.

“Kakak, aku merasa sangat lelah. Aku ingin istirahat,” ujar Katrina pelan.

Felicya tersenyum tipis, lalu menuntun Katrina untuk memasuki rumah. Tak lupa, wanita itu menutup kembali pintu utama rumah dan menguncinya dari dalam.

“Apa yang terjadi, Katrina? Apakah seseorang melakukan sesuatu padamu?” tanya Felicya lembut.

“Besok aku akan menjelaskan semuanya. Sekarang, aku butuh istirahat, Kak. Selamat malam.” Katrina tersenyum tipis pada Felicya, lalu pergi menaiki tangga untuk menuju kamarnya yang ada di lantai atas.

Felicya mengembuskan nafasnya perlahan. Sebagai sesama wanita, dia mengerti betul apa yang terjadi dan tengah adik iparnya itu rasakan saat ini. Felicya sangat mengagumi sosok Katrina. Adik iparnya itu benar-benar sosok wanita yang kuat dan tegar. Menjalani kehidupan dan membesarkan kedua anaknya tanpa adanya sosok seorang suami.

“Sayang?” Dante menghampiri Felicya yang masih berdiri diam di dekat tangga. Pria itu baru saja selesai meminum kopi di ruang makan. Memang sudah menjadi kebiasaannya semenjak menikah dengan Felicya.

“Iya, kenapa?” Felicya menoleh, lalu tersenyum lembut pada suaminya.

“Apakah Katy sudah pulang?”

“Iya, dia sudah pulang. Tampaknya dia sangat lelah, jadi dia langsung pergi ke kamarnya untuk beristirahat.” Felicya sengaja tak memberitahukan perihal kondisi Katrina kepada Dante. Sebab, jika suaminya itu tau, pasti Katrina akan langsung diinterogasi. Sedangkan, keadaan Katrina saat ini sedang tidak baik dan butuh waktu untuk sendiri.

“Apakah dia baik-baik saja?” tanya Dante agak mencurigai gelagat aneh istrinya saat barusan menjawab pertanyaannya.

“Iya ... dia baik-baik saja. Dia hanya lelah karena pestanya sangat meriah.” Felicya tersenyum lembut, mencoba meyakinkan Dante.

“Baiklah kalau begitu. Aku juga sudah mengantuk, ayo kita tidur.” Dante merengkuh pinggang wanitanya.

“Apakah si kembar sudah benar-benar tidur nyenyak di kamarnya?”

“Iya. Aku tadi sudah membacakan buku dongeng untuk mereka.” Dante kemudian membawa Felicya menuju kamar yang mereka tempati jika tengah menginap di rumah Katrina.

💧💧💧💧

Katrina duduk di atas ranjang tempat tidurnya setelan beberapa menit yang lalu mengganti dress yang tadi dipakainya dengan piyama tidur berwarna hitam polos.

Katrina menghembuskan nafas beratnya, kemudian mengambil sebuah buku diary kecil dari dalam laci yang ada di sebelah tempat tidurnya.

Katrina membuka lembar demi lembar kertas diary itu. Katrina berhenti membuka lembaran buku diary itu, saat sebuah foto yang terselip di dalam buku diary yang ia cari telah ditemukan. Katrina mengambil foto berukuran sedang itu, lalu menutup buku diary-nya.

“Apakah kamu pikir melupakan semua rasa sakit di masa lalu itu mudah? Kalau iya, maka ajarkan aku untuk melupakannya.” Katrina berujar pelan sembari mengusap cucian foto yang agak kusam karena tertutupi debu. Maklum, sudah lama sekali ia tidak membuka buku diary-nya. Jadi, kemungkinan foto yang berada di dalamnya akan kusam dan kotor terkena debu.

MY HUSBAND PSYCHOPATH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang