Katrina terbangun saat merasakan area perutnya sakit. Keningnya mengernyit dengan keringat yang mulai keluar dari kedua pelipisnya. Sungguh, perutnya terasa sangat sakit sekali.
“Aaaarrgghh ... sakit,” erang Katrina memegangi perutnya yang masih nampak datar.
Sean langsung terbangun saat merasakan pergerakan dari wanita yang ada di pelukannya.
“Ada apa?” tanya Sean dengan suaranya yang masih serak.
“Pe–perutku sakit ... Se–Sean,” keluh Katrina sembari menahan rasa sakit di perutnya.
“Ada apa?! Kamu kenapa?!” tanya Sean mendadak panik. Pria itu kemudian membalikkan tubuh polos Katrina agar menghadap ke arahnya.
“Sa–sakit,” ujar Katrina pelan.
“Apanya yang sakit?!”
“Perutku. Sakit sekali, Sean."
Sean langsung kalang kabut saat melihat Katrina merintih kesakitan sembari memegangi perutnya. Dengan cepat ia meraih handphone-nya yang berada di atas nakas dan menghubungi seorang dokter pribadinya.
“Datang ke mansion saya sekarang juga!” pinta Sean setelah dokter itu mengangkat telponnya.
Tanpa menunggu respons dari dokter itu, Sean langsung mematikan sambungan telponnya dan kembali meletakkan handphone-nya ke atas nakas.
“Kamu bertahan dulu, ya? Aku sudah menelpon Dokter untuk datang ke sini,” ujar Sean mengusap lembut puncak kepala Katrina.
Katrina hanya mengangguk pelan. Setelah itu Sean meraih pakaiannya yang tergeletak di atas lantai, lalu memakainya.
Sean kemudian mengambil pakaian Katrina “Pakailah dulu pakaiannya,” ujar Sean.
Katrina bangkit, lalu meraih pakaiannya dari tangan Sean. Saat wanita itu hendak beranjak dari ranjang, dengan cepat Sean segera menghentikannya.
“Pakai di sini saja!”
“Tapi—”
“Menurutlah Katrina!”
Katrina menghembuskan nafasnya secara perlahan. Akhirnya, ia pun memakai pakaiannya di atas ranjang tempat tidur dengan Sean yang terus saja memperhatikannya.
Tak lama setelah itu, dokter yang Sean hubungi tadi datang. Dokter itu langsung diantar oleh pelayan di mansion Sean.
Tok! Tok! Tok!
“Biar aku saja yang membukanya,” ujar Sean.
Sean melangkah ke arah pintu kamar dan langsung membuka pintu itu. Tampaklah, dokter berjenis kelamin wanita yang rambutnya sebahu tengah berdiri bersama Asih—ketua pelayan di mansion Sean.
“Kamu boleh pergi, Asih.”
“Baik, Tuan. Kalau begitu saya permisi,” pamit Asih.
Setelah Minah pergi, Sean mempersilahkan Widya—dokter pribadinya untuk masuk ke dalam kamar dan langsung memeriksa Katrina.
“Apakah kalian baru saja habis melakukan hubungan?” tanya Dokter Widya setelah melakukan pemeriksaan terhadap Katrina.
Sean yang mengerti akan maksud pertanyaan Dokter Widya langsung mengangguk. “Iya, Dok. Memangnya kenapa?”
“Sebaiknya kalian jangan berhubungan dulu untuk saat ini, karena hal itu dapat menyebabkan Nyonya Katrina keguguran. Kehamilannya saat ini masih muda, masih rentan akan yang namanya keguguran,” jelas Dokter Widya tersenyum ramah.
“Baiklah, Dokter. Terima kasih atas penjelasannya,” ujar Sean datar.
“Saya akan memberikan obat penguat kandungan.” Dokter Widya merogoh beberapa tablet obat dari dalam tas yang dibawanya, lalu memberikannya pada Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND PSYCHOPATH [END]
Ficción GeneralSeanno Hydar Smith. Pria tampan berhati iblis. Setiap ingin berhasil mendapatkan tujuan, ia akan memanfaatkan semua keadaan. Katrina Azella. Gadis cantik yang dipaksa secara tiba-tiba oleh Sean untuk menikah dengannya. Apa alasan Sean menikahinya? _...