MY HUSBAND PSYCHOPATH [END]

CHAPTER 17

Katrina membuka perlahan kedua matanya ketika merasakan usapan lembut di pipi kanannya. Saat kedua matanya terbuka, nampaklah wajah tampan Sean dengan seringaian khasnya.

“Sudah bangun, Sweety?” Sean menghentikan usapannya.

Katrina langsung bangkit dari baringannya. Dia hendak beranjak dari atas ranjang, tapi Sean menghentikannya.

“DIAM DI SINI, KATRINA!” bentak Sean menekan bahu Katrina agar tetap duduk di atas ranjang tempat tidur.

Sean kemudian mengambil semangkuk bubur ayam yang barusan disiapkan oleh pelayan di mansion-nya. Sean mengambil tempat duduk di samping Katrina.

“Bukalah mulutmu. Aku tau, dari tadi siang kamu pasti belum makan,” ujar Sean dengan nada lembut sembari menyodorkan satu sendok bubur ayam ke depan bibir Katrina.

Katrina terdiam, lalu memalingkan wajahnya dari Sean. Setiap melihat wajah pria itu, dadanya selalu terasa sesak. Katrina masih ingat dengan jelas, apa yang telah suaminya lakukan itu. Benar-benar menjijikkan.

“Makanlah Katrina!” pinta Sean mulai menaikkan nada bicaranya.

“Tidak mau,” jawab Katrina singkat, padat dan jelas.

“Kubilang makan!” sentak Sean menatap tajam istrinya.

“Tidak mau.”

“Apa sebenarnya yang kamu inginkan?!” tanya Sean mulai geram akan sikap Katrina.

“CERAI. AKU INGIN BERCERAI!” jawab Katrina menekankan setiap kata-katanya.

Kedua mata Sean langsung berkilat tajam bak pisau. Dia benar-benar tidak suka dengan ucapan Katrina. 

“Aku tidak akan pernah menceraikanmu!” tegas Sean mengeraskan rahangnya.

“Tapi aku mau cerai sama kamu! Aku mau kita cerai! Aku tidak mau hidup dengan seorang pengkhianat!”

“Tidak, Katrina. Sekarang lebih baik kamu makan bubur ayam ini, aku—”

“AKU TIDAK MAU MAKAN, AKU CUMA MAU CERAI SAMA KAMU!” bentak Katrina sembari menghempaskan sendok yang Sean pegang hingga jatuh ke lantai.

Katrina mengambil mangkuk yang ada di pangkuan Sean, lalu melemparkannya ke lantai hingga menimbulkan suara yang sangat nyaring.

Prank!

“AKU MAU KITA CERAI! AKU BENCI SAMA KAMU!” teriak Katrina mulai frustrasi.

“Aku tidak akan pernah menceraikanmu Katrina,” ujar Sean dengan ekspresi tenang.

“Baiklah, kalau begitu aku akan langsung menggugatmu untuk cerai ke pengadilan!” Katrina mendorong tubuh Sean hingga terjatuh ke atas lantai. Wanita hamil itu kemudian beranjak dari atas ranjang dan segera berlari ke arah pintu.

Katrina mencoba membuka pintu itu, tapi ternyata pintunya susah sekali untuk dibuka. Pasti Sean yang menguncinya.

Katrina berbalik menatap ke arah Sean. “Mana kuncinya? Biarkan aku pergi dari sini, Sean!”

Sean tersenyum miring, lalu berdiri dari tempatnya terjatuh barusan, kemudian melangkah santai menghampiri Katrina.

“Tidak semudah itu, Sayang. Kamu tidak akan pergi ke mana-mana. Kamu akan selalu bersamaku,” ujar Sean lalu menarik pinggang Katrina agar menempel ke tubuhnya.

“Le–lepaskan aku!” Katrina mencoba memberontak, tapi tenaga Sean lebih besar darinya. Sehingga sulit sekali untuk lepas dari pria psiko itu.

“Kamu cantik sekali, Sweety. Namun, sayang sekali kamu suka membantahku!” Sean mengelus pipi kanan Katrina dengan lembut, membuat Katrina merinding.

Sean kemudian mengangkat tubuh Katrina, membawanya menuju ranjang tempat tidur. Sean menghempaskan tubuh Katrina ke atas ranjang dan langsung men1nd1hnya.

“Aku mohon ... le–lepaskan aku,” pinta Katrina mulai ketar-ketir ketakutan.

“No, Sweety. Aku akan memberikan hukuman yang menyenangkan untukmu. Malam ini, kamu akan menjerit dengan nikmat di bawahku!” desis Sean mengelus sensual pipi kanan Katrina.

“Tidak, jangan lakukan hal itu. Aku–hmmmppp—” Katrina tidak sempat menyelesaikan ucapannya, karena dengan cepat Sean mencium bibir tipisnya.

Katrina mencoba memberontak, tapi usahanya itu tetap sia-sia saja. Tenaga Sean terlalu kuat dan besar.

Sean mencengkeram kuat kedua tangan Katrina yang terus memukul dadanya berkali-kali.

“Diamlah Katrina! Jangan membuatku semakin marah!”

“Lepaskan aku!”

“Tidak akan. Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah melepaskanmu! Jadi, nikmatilah hukumamu ini Sweety.” Sean kembali mencium bibir Katrina dengan ganas dan brutal. Melampiaskan seluruh emosi dan kekesalannya karena telah berduaan dengan mantan kekasihnya tadi. Sungguh, hati Sean panas ketika melihat hal itu.

“Jangan—”

Srek!

“You are mine!” potong Sean cepat.

💧💧💧💧

T
B
C

Pendek 😆