CHAPTER 26

41.9K 1.9K 88
                                    

Sudah satu bulan berlalu, tapi sampai sekarang Sean masih belum menemukan keberadaan Katrina. Wanita itu menghilang tanpa jejak bagaikan ditelan bumi. Sean merasa heran, bagaimana mungkin dirinya sulit mencari keberadaan Katrina? Padahal, Sean sudah menyewa banyak detektif untuk mencari keberadaan Katrina ke setiap pelosok negara Indonesia, desa, kota, dan kampung. Semua kota-kota dan tempat sudah Sean lacak, tapi Katrina tidak kunjung ditemukan.

Sean sudah memeriksa seluruh CCTV yang dipasang di beberapa sudut mansion-nya, tetapi tidak ada satu pun CCTV yang berfungsi. Tiba-tiba saja layar CCTV itu menjadi blur hitam. Semakin mencurigakan bagi Sean.

“Ke mana sebenarnya kamu, Katrina? Kenapa kamu meninggalkanku? Aku mohon kembalilah,” ujar Sean sembari memerhatikan foto Katrina yang ada di galeri handphone-nya.

Semenjak kepergian Katrina dari mansion, Sean selalu uring-uringan tak jelas dan melampiaskan semua emosinya ke orang-orang yang ada di sekitarnya. Pria itu juga jarang pergi ke kantor. Mungkin hanya sesekali. Itu pun kalau urusannya sangat penting.

Sean sekarang lebih banyak berdiam diri di dalam kamar. Ingin sekali Sean membunuh orang yang telah menbantu Katrina untuk melarikan diri. Namun, sayangnya Sean tidak tahu siapa orang yang telah membantu Katrina. Sean yakin, pasti ada salah satu orang yang ia kenali berkhianat padanya. Kalau sampai orang itu ketemu, Sean akan langsung membunuhnya. Tidak peduli meskipun orang itu berjenis kelamin wanita, sudah tua, masih muda, belum menikah, atau bahkan masih jomblo.

Akhir-akhir ini Sean juga susah sekali untuk tidur dan juga sering minum banyak alkohol.

“Kembalilah padaku Katrina ... KEMBALILAH!” pekik Sean merasa sangat frustrasi, karena sampai saat ini Katrina masih belum ditemukan.

“Kembalilah, aku mohon. Aku mohon Katrina,” lirih Sean dengan kedua mata yang berkaca-kaca.

Ceklek!

Sean segera menghapus air mata yang hendak jatuh dari kedua matanya saat mendengar suara pintu kamarnya terbuka.

Daddy, ada apa?” tanya Sean melihat kedatangan Abraham ke kamarnya.

Abraham berjalan menghampiri Sean, lalu duduk di kursi malas yang juga Sean duduki.

Daddy ingin membicarakan sesuatu yang penting denganmu.”

Sean mengernyitkan keningnya, “Apa itu, Dad?”

Abraham menghela nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan. Sudah waktunya Sean mengetahui semuanya.

“Kekasih gelapmu itu, dulu pernah berselingkuh.”

“Siapa maksud Daddy?” tanya Sean masih bingung.

“Aletta,” jawab Abraham singkat, padat dan jelas.

“Tidak mungkin, Dad. Tidak—”

“Lihat ini!” Abraham menyodorkan handphone-nya pada Sean. Dengan cepat Sean mengambilnya dan memeriksa isinya.

Sean benar-benar terkejut setelah melihat video berdurasi lima menit itu. Kedua matanya menajam, tangan kanannya mencengkeram erat handphone milik Abraham.

Daddy sebenarnya sudah mengetahui hal ini sejak bertahun-tahun yang lalu, tapi Daddy memilih untuk menyembunyikan dan menghilangkan semua bukti-bukti ini darimu. Daddy yakin, jika dulu Daddy tidak bergerak cepat, kamu pasti akan mengetahui semua ini.”

“Kenapa Daddy menyembunyikan semua ini dariku?!” tanya Sean melayangkan tatapan tajamnya pada Abraham.

Daddy masih sangat menyayangimu, Son. Daddy tidak ingin kamu bertambah stres hanya karena wanita murahan seperti Aletta. Waktu itu Daddy tahu kamu sangat terpuruk setelah mendapat kabar bahwa Aletta tertembak dan mengalami keguguran. Dan setelah Daddy melarang kalian untuk menikah, kamu malah semakin stres. Dari sana Daddy berpikir keras, hingga akhirnya Daddy menyuruh seseorang untuk mencari tahu siapa sebenarnya yang menembak Aletta.” Abraham menjeda penjelasannya sejenak, lalu menatap reaksi Sean yang nampak terdiam.

MY HUSBAND PSYCHOPATH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang