CHAPTER 12

28.5K 1.4K 11
                                    

Beberapa minggu kemudian....

Mobil yang Sean kendarai kini telah sampai di depan kampus yang tempat Katrina menimba ilmu.

“Nanti siang kamu pulangnya naik taksi aja, aku gak bakal bisa jemput kamu.”

Katrina tersenyum. “Iya.”

“Jangan nakal,” ujar Sean lalu mencium kening Katrina dengan lembut.

“Iya. Kalau begitu, aku keluar ya, kamu hati-hati di jalan.”

Sean tersenyum mengangguk. Katrina pun keluar dari dalam mobil dan melembaikan tangan kanannya pada Sean.

Setelah mobil Sean pergi, Katrina melangkah memasuki area kampus. Beberapa orang terlihat sudah memenuhi koridor kampus.

Katrina masuk ke dalam kelasnya tanpa memedulikan beberapa orang pria yang sengaja bersiul untuk menggodanya.

“Katrina, ya?” Seorang perempuan yang duduk di bangku yang bersebelahan dengan Katrina bertanya.

“Iya, kenapa?” tanya Katrina balik.

“Kenalin, nama aku Rosaline.” Perempuan itu menggulurkan tangan kanannya.

“Iya.” Katrina menerima uluran tangan perempuan itu.

“Aku lihat-lihat, kamu kok kayak jarang bersosialisasi sama orang-orang di sini, apa kamu seorang introver?” tanya Rosaline.

“Bukan. Hanya saja, aku belum terbiasa.”

“Oh, begitu. Bagaimana kalau kapan-kapan kita jalan bareng? Aku ingin kenal dekat denganmu,” tawar Rosaline.

“Tentu saja. Kalau aku ada waktu, aku akan menerima permintaanmu itu.”

💧💧💧💧


Sean duduk di kursi kebesarannya sembari memijat pangkal hidungnya. Beberapa menit yang lalu ia baru saja selesai melakukan meeting dengan beberapa kliennya.

Tok! Tok! Tok!

“Permisi, Pak.” Seorang wanita mengetuk pintu ruang kerja Sean.

“Masuk!”

“Sesuai yang Bapak minta beberapa hari yang lalu. Setelah sekretaris di perusahaan ini dipecat, ada beberapa orang yang melamar untuk menggantikannya.” Wanita itu memberikan sebuah dokumen berisi poto serta data-data tentang orang yang melamar sebagai sekretaris.

“Hmmm ....” Sean membuka lembaran demi lembaran dokumen itu.

Kedua matanya terbuka dengan lebar ketika ada salah satu foto yang tidak asing di penglihatannya. Sedetik kemudian, ia lalu tersenyum miring.

“Aletta Maharani, suruh dia untuk datang ke mari besok!”

“Baik, Pak.”

💧💧💧💧


Setelah kelas hari ini selesai, Katrina hendak pulang setelah tadi memesan taksi online. Katrina menunggu di depan gerbang kampus, karena taksinya belum sampai.

Tak lama kemudian taksi yang dipesannya datang. Katrina pun masuk ke dalam taksi itu. Setelah Katrina masuk, supir taksi itu kembali menjalankan taksinya.

“Nanti mampir dulu ke toko bunga ya, Pak?”

“Iya, Mbak.”

Beberapa menit kemudian. Akhirnya taksi itu berhenti di sebuah toko bunga sesuai keinginan Katrina tadi.

Katrina turun dari dalam taksi itu dan langsung melangkah memasuki toko bunga itu. Senyuman manisnya terbit ketika melihat sebuah buket bunga yang dirancang dengan begitu unik dan cantik.

Katrina meraih buket bunga itu, bersamaan saat tangan seseorang juga meraihnya. Katrina mengalihkan tatapannya pada orang yang memegang buket bunga itu.

“Rama?”

Rama terdiam. Dia benar-benar tida menyangka akan bertemu lagi dengan Katrina. Rama sudah mencoba untuk melupakan Katrina dengan menjauhi tempat-tempat yang kiranya sering Katrina datangi. Namun, dia melupakan satu tempat yang sering Katrina kunjungi sejak dulu. Toko bunga.

“Ambilah bunganya,” ujar Rama. Pria itu lalu pergi dari toko itu. Padahal, niatnya tadi ingin membelikan sebuket bunga untuk mamanya.

Katrina hanya bisa melihat kepergian Rama dengan sendu. Sebenarnya, ia berharap bisa berteman baik dengan Rama. Ya, walaupun dirinya kini sudah menikah. Setidaknya, Katrina ingin hubungannya dengan Rama tetap terjalin dengan baik. Dia tidak ingin Rama terus menghindarinya seperti ini.

💧💧💧💧

T
B
C

MY HUSBAND PSYCHOPATH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang