Waktu sudah hampir siang, Katrina dan kedua anak kembarnya benar-benar full jalan-jalan hari ini. Mereka pergi ke restoran, bioskop, tempat pameran, taman bermain kanak-kanak, dan tempat lainnya yang ada di sekitaran Bali.
Setelah menghabiskan waktu seharian dengan berjalan-jalan bersama kedua anak kembarnya, kini Katrina dan kedua bocah kembar itu tengah duduk di sebuah warung satai. Tadinya mereka sempat mau pulang, tapi tiba-tiba kedua bocah kembar itu merengek ingin makan satai. Katrina pun akhirnya menyetujuinya.
“Mommy gak mau satenya?” tanya Dara menyodorkan satu tusuk satai kepada Katrina.
Katrina menggeleng pelan, “Mommy sudah kenyang tadi makan di restoran.”
“Baiklah kalo gitu.” Dara melahap potongan daging satai itu.
“Satenya enak banget, Mommy!” Gara menyeru, lalu melahap cepat beberapa tusuk satai miliknya. Benar-benar rakus.
Setelah beberapa menit menikmati satai, kedua bocah kembar itu kini merasa sangat kekenyangan. Tentu saja, karena hari ini mereka sudah banyak sekali makan dan jajan.
“Sudah kenyang?” tanya Katrina tersenyum kecil.
“Sudah, Mommy.” Mereka menjawab serempak.
“Mau langsung pulang?”
“Iy—” Ucapan Dara menggantung saat kedua matanya melihat sosok tak asing di seberang jalan sana.
“Paman Sean!” pekik Dara lalu beranjak dari tempat duduknya.
Katrina dan Gara yang mendengar itu langsung mengikuti arah pandang Dara. Benar saja, di seberang sana tampak Sean tengah berdiri bersandar di dekat mobilnya sembari berbicara dengan seseorang di telpon.
“PAMAN SEAN!” teriak Gara dan Dara secara bersamaan.
Sean yang baru saja selesai menelpon, menoleh saat mendengar namanya dipanggil. Pria itu tersenyum saat melihat kedua bocah kembarnya.
Gara dan Dara langsung berlari antusias menyebrangi jalan tanpa waspada. Mereka terlalu senang melihat Sean di seberang sana.
“Dara, Gara, jangan berlarian seperti itu!” Katrina beranjak dari tempat duduknya dan hendak melangkah cepat menyusul dua bocah kembar itu. Namun, langkahnya terhenti sejenak saat melihat sebuah mobil berwarna putih melaju cepat ke arah dua anak kembarnya.
“GARAAA, DARAA ... AWAAASS!” Katrina memekik histeris. Ia hendak berlari menyelamatkan kedua anaknya, tapi tidak sempat karena Sean sudah terlebih dahulu melakukannya.
Sean langsung berlari cepat saat melihat sebuah mobil berjalan cepat kearah kedua anaknya. Sementara itu, kedua bocah itu berhenti di tengah jalan. Mereka berdua syok saat mendengar teriakan Katrina dan mobil putih yang melaju cepat ke arah mereka.
“MOMMY!” Mereka berteriak serempak memanggil Katrina.
Brak!
Sean mendorong tubuh kedua anak itu, hingga akhirnya dirinyalah yang tertabrak oleh mobil putih itu. Tubuh Sean berguling-guling ke pinggiran jalan, darah merah pekat langsung mengucur dari pelipis dan wajah pria itu.
Katrina berlari menuju kedua anak kembarnya yang terjatuh. Sikut dan lutut mereka berdua terluka sedikit.
“Kalian tidak papa, Sayang? Mana yang sakit?” tanya Katrina lalu memeluk kedua ankanya dengan perasaan sangat cemas.
“Pa–Paman Sean, Mommy ....” Dara terisak, melihat Sean yang barusan tertabrak mobil.
Katrina melepaskan pelukannya dari kedua anaknya, ia lalu mengangkat tubuh dua bocah itu dan melangkah menghampiri Sean yang barusan tertabrak. Banyak orang yang berkerumun mengelilingi Sean, tapi Katrina tetap berusaha untuk menerobos masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND PSYCHOPATH [END]
General FictionSeanno Hydar Smith. Pria tampan berhati iblis. Setiap ingin berhasil mendapatkan tujuan, ia akan memanfaatkan semua keadaan. Katrina Azella. Gadis cantik yang dipaksa secara tiba-tiba oleh Sean untuk menikah dengannya. Apa alasan Sean menikahinya? _...