Beberapa tahun kemudian....
"Sagara!" panggil Sean melangkah memasuki kamar anak laki-lakinya.
"DADYYY!" Bocah berusia tujuh tahun itu keluar dari dalam lemari pakaiannya sembari memegang sebuah pistol mainan di tangan kanannya. Seragam merah putih tampak melekat di tubuhnya.
"Apa yang kamu lakukan, hm?" Sean melangkah ke arah lemari, lalu menggendong tubuh Sagara.
"Daddy, turunkan aku!" pinta Gara cemberut.
"Baiklah-baiklah." Sean menurunkan Gara. Pria itu kemudian berjongkok di depan anak laki-lakinya itu.
"Kenapa tadi kamu bersembunyi di dalam lemari? Dan pistol ini?" Sean melirik pistol mainan yang Gara pegang.
"Aku sedang menghindari musuh, Daddy. Sebentar lagi musuhku pasti akan kemari," jawab Gara mengalihkan pandangannya ke arah pintu kamar. Tatapannya terlihat dangat serius dan waspada.
Sean terkekeh geli melihatnya. "Siapa memangnya musuh yang berani menyusup ke kamar jagoan Daddy ini?"
"Ssstttt ... Daddy, orangnya datang!" Gara dengan cepat berlari menuju pintu kamarnya.
"KAK GARAAAAA!" teriak Dara sembari membawa peralatan make up milik Katrina.
"Jangan mendekat atau aku akan menembakmu!" Gara menodongkan pistol mainannya ke arah adik kembarnya.
Dara mendengus kesal. "Kak Gara apa-apaan sih?! Dara ke sini cuma mau dandanin Kak Gara, bukan mau main perang-perangan."
Gara tertawa jahat. Tawa jahat yang dibuat-buat. "Aku laki-laki, Dara! Bukan perempuan. Laki-laki tidak pernah dandan!"
"Terserah. Pokoknya Kak Gara harus dandan! Dara sendiri yang akan mendandani Kak Gara!" keukeuh Dara.
"Tidak mau!"
"Pokoknya harus mau!"
"Tidak mau!"
"Harus mau!"
Sean tertawa melihat perdebatan kecil kedua anak kembarnya itu. Ia kemudian melangkah menghampiri dua bocah itu.
"Ada apa ini? Kenapa kalian malah bertengkar?" tanya Sean lembut.
"Daddy lihat, Kak Gara jahat Daddy. Dara cuma mau dandanin Kak Gara supaya ganteng mirip oppa-oppa korea," keluh Dara memajukan bibir mungilnya beberapa senti ke depan.
"Jangan percaya, Daddy! Justru wajahku akan terlihat seperti badut jika dia meriasnya!" timpal Gara tak mau kalah.
"Enggak! Mungkin itu karena wajah Kakak memang mirip badut!"
"Kalau aku badut, berarti kamu ondel-ondel!" balas Gara mengejek.
"Dasar Kak Gara badut!"
"Dasar Dara ondel-ondel!"
Perdebatan itu terus berlanjut, hingga akhirnya Sean kembali membuka suaranya.
"Sudah-sudah, kalian jangan berantem lagi. Ini sudah jam tujuh, ayo kita berangkat ke sekolah."
"Siap, Daddy!" Serempak kedua bocah berusia tujuh tahun itu melakukan gerakan hormat di depan Sean. Membuat Sean tersenyum senang.
"Gara, ambil tas kamu," suruh Sean yang langsung diangguki oleh bocah laki-laki itu.
"Dara, kamu juga."
"Iya, Daddy." Dara hendak pergi, tapi Sean kembali memanggilnya sehingga bocah itu pun menghentikan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND PSYCHOPATH [END]
قصص عامةSeanno Hydar Smith. Pria tampan berhati iblis. Setiap ingin berhasil mendapatkan tujuan, ia akan memanfaatkan semua keadaan. Katrina Azella. Gadis cantik yang dipaksa secara tiba-tiba oleh Sean untuk menikah dengannya. Apa alasan Sean menikahinya? _...