CHAPTER 21

34.6K 1.6K 9
                                    

Kak Dante?’

Katrina menjatuhkan sendok yang dipegangnya ke atas mangkuk sehingga menimbulkan bunyi yang langsung membuat Sean mengernyitkan keningnya.

“Ada apa?“ tanya Sean heran melihat mimik wajah Katrina yang tampak tegang.

Katrina tersadar, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Sean. Dia berdeham pelan untuk menghilangkan ketegangannya.

“Ti–tidak ada,” kilah Katrina tersenyum tipis.

Sean memicingkan kedua matanya. “Benarkah?”

“Iya.”

“Baiklah kalau begitu. Apakah kamu sudah kenyang?” tanya Sean lembut.

“Sudah.”

Sean mengangguk, lalu memanggil pedagang mi ayam. “PAK!” teriak Sean.

Pedagang itu menoleh, “Iya?”

“Ini uangnya saya letakkan di sini, yah? Semuanya pas!”

“Iya, terima kasih atas kunjungannya.” Pedagang itu mengangguk, lalu kembali fokus melayani pelanggannya.

“Kita pulang?” tanya Sean pada Katrina.

Katrina tidak langsung menjawab. Dia sedang memikirkan bagaimana caranya agar bisa bertemu dengan Dante tanpa sepengetahuan Sean.

“Emmm ... aku ingin ice cream itu.” Katrina menunjuk pedagang ice cream di seberang jalan sana.

“Kamu tidak—”

“Toloong ... cuma satu kalii aja, ya?Aku pengen banget ice cream.” Katrina sebisa mungkin berusaha untuk membujuk Sean.

Sean menghembuskan nafasnya perlahan. “Baiklah, aku akan membelikannya untukmu. Kamu tunggu di sini, oke?”

Katrina mengangguk antusias. “Iya!”

Sean tersenyum, lalu mengusap puncak kepala Katrina. Setelah itu, Sean beranjak dari tempat duduknya dan pergi untuk membeli ice cream.

Katrina bernafas lega setelah kepergian Sean. Wanita itu langsung beranjak dari tempat duduknya dan pergi menemui Dante yang tengah berdiri di antara orang-orang pembeli mi ayam.

“Kak Dante,” panggil Katrina menepuk bahu seorang laki-laki yang membelakanginya.

Laki-laki itu membalikkan tubuhnya. Benar saja, itu adalah Dante Rizky Adidarma—kakak kandung Katrina.

“Katrina!” seru Dante tersenyum.

Dante kemudian memeluk tubuh Katrina. Melepaskan semua kerinduannya terhadap adik kandung sematawayangnya. Sudah lama sekali mereka tidak bertemu. Disebabkan Dante yang meninggalkan Katrina, karena sibuk dengan pekerjaannya.

“Kakak ke mana saja selama ini? Aku benar-benar merindukan Kakak,” tanya Katrina melepaskan pelukannya dari Dante.

“Kakak sibuk bekerja dan mencari uang untuk mengembalikan kehidupan kita seperti semula, tapi Kakak gagal. Maafin Kakak, ya?” Dante menatap adiknya itu dengan sendu. Dia benar-benar menyesal karena telah meninggalkan Katrina.

“Iya, aku sudah memaafkan Kak Dante. Aku juga minta maaf karena belum bisa menjadi adik yang baik untuk Kakak,” lirih Katrina.

“Jangan berkata seperti itu. Justru Kakaklah yang tidak bisa menjadi Kakak terbaik buat kamu,” ujar Dante.

“Kak, kita tidak bisa bicara terlalu lama. Aku takut Se—”

“Tinggalkan dia, Katrina!” potong Dante cepat.

MY HUSBAND PSYCHOPATH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang