Tolong bantu koreksi kalau ada typo, teman-teman☺️.
Terima kasih sebelumnya 🙏
Happy Reading
~~~~****~~~~
Gorden yang jendelanya dibiarkan terbuka semalaman itu berkibar tertiup angin. Membiarkan udara sejuk di pagi hari mencuri kesempatan untuk masuk dan mengusap lembut kulit si pemilik kamar yang masih betah terlelap.
Sesekali pula, cahaya matahari mencuri sempat, menerobos masuk diantara helaian kain gorden yang menari mengikuti irama angin.
Wangi maskulin begitu kuat menguar di seluruh ruang kamar yang tertata begitu rapi, yang dipenuhi berbagai perabot lengkap. Setiap sudut kamar seakan diperhitungkan dengan sangat hati-hati. Membuat siapapun akan betah berlama-lama disana. Sangat menenangkan dan nyaman.
Namun, seakan tidak mengijinkan si pemilik kamar untuk terlelap lebih lama. Berbanding terbalik dengan kamarnya yang begitu tenang, seseorang didepan kamar mengetuk daun pintu berkali-kali. Menciptakan kegaduhan yang mengusik tidurnya yang bahkan belum genap satu jam.
"Den Jeno, bangun, Tuan sama Nyonya udah nunggu Aden dibawah." Suara lirih dibalik pintu itu mengusik hati Jeno, si pemilik kamar yang kini bergelung dibawah selimut.
Tok tok tok...
"Den, ayo bangun," ulang Bi Narsih, pembantu rumah tangga yang sejak kecil merawat Jeno.
Ada rasa tidak tega saat Jeno mengabaikan panggilan itu berulangkali. Apalagi ketika suara wanita yang kini memasuki usia senja itu terdengar memohon dengan putus asa.
"Belum bangun dia, Bi?" Suara lain bergabung didepan pintu, menyentak kesadaran remaja itu. Membuat Jeno segera menendang rasa iba yang sejak tadi menggoyahkan hatinya hingga ke angkasa.
Suara yang terasa begitu asing ditelinga Jeno, suara yang membuat hati kecilnya terasa tercubit dan perih disaat bersamaan.
"Jeno, bangun! Jeno!" Suara itu jauh lebih nyaring. Meninggalkan kegaduhan yang berkali lipat dibanding sebelumnya. Apalagi gedoran di daun pintu yang tiada henti. Jeno yakin tangan sang pelaku mungkin sudah memerah bukan main.
"Lee Jeno!"
"Sayang."
Suara gaduh itu mendadak lenyap, bersamaan dengan suara berat seorang pria yang menginterupsi. Jeno melirik kearah pintu kamarnya dari balik selimut, menatap tajam pintu berwarna cokelat yang kini sunyi sepi.
Samar Jeno mendengar sebuah perdebatan kecil disana. Sebelum akhirnya lenyap bersama dengan derap langkah kaki yang menjauh.
Remaja kelas 3 sekolah menengah pertama itu membuang napas dengan kasar. Berbalik terlentang dengan salah satu kaki yang kini menyembul keluar dari balik selimut.
Jeno mengerjap beberapa kali saat cahaya matahari terasa silau di pandangannya. Apalagi ketika tiba-tiba penglihatannya terasa berkunang-kunang, karena efek begadang semalaman.
Bukan sekali dua kali, beberapa bulan terakhir remaja itu begitu rutin begadang, seolah hal itu adalah sebuah kewajiban baginya. Menghabiskan semalaman suntuk untuk berkeliling kota, lalu pulang mengendap-endap melalui jendela disaat fajar hampir menyingsing.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins ~ Jaemin x Jeno
Fanfiction[Sedang direvisi] . Not bxb ~~~~ "Tidak perlu bersikap seolah peduli pada saya, karena hidup saya jauh lebih baik saat kalian tidak ada." -Na Jaemin "Tolong, beri hubungan kita kesempatan." - Lee Jeno ~~~~~ 27 Juni 2022 - 20 Juli 2022..