The Twins ~ Jaemin x Jeno

32. Tolong!!

Penyakit mental terkadang dianggap tabu di masyarakat. Banyak orang yang menganggap penyakit ini adalah hal yang memalukan. Padahal menurut para ahli, penyakit mental harus segera ditangani. Karena dalam kondisi terparah mereka bisa saja menyakiti diri sendiri.

Penyakit mental memiliki bermacam bentuk. Meski tidak menyakiti tubuh seperti luka pada umumnya, penyakit ini membuat para penderitanya mengalami kondisi tertentu yang menyebabkan mereka kesulitan hidup dalam masyarakat.

Yura mungkin salah satu dari para penderita penyakit mental itu. Kesedihan yang berkepanjangan dan kehilangan yang begitu mengguncang batinnya, membuat jiwa wanita itu terguncang.

Berbagai cara telah Dojin lakukan untuk membantu sang istri pulih, tapi ternyata luka di hati Yura lebih dalam dibanding yang dia kira. Entah apa yang wanita itu tanggung hingga membuatnya tenggelam dalam kegelapan.

Bahkan ketika pilihan terakhir Dojin jatuh pada kepindahan seluruh keluarganya ke Indonesia. Berharap cara ini mampu membuat belenggu di hati Yura perlahan terurai. Bahkan dokter memang menyarankan Dojin untuk membantu Yura menghadapi semua trauma yang ada di hatinya.

Mungkin, metode itu berjalan dengan baik. Setelah berbagai terapi, Yura mampu menghadapi semua kesedihannya perlahan-lahan. Kemudian bisa memulai kehidupan baru dari awal. Bahkan mereka memutuskan untuk menetap di Indonesia dan secara resmi menjadi warga negaranya.

Dojin berpikir semua sudah kembali normal seperti biasa. Keadaan Yura membaik seiring berjalannya waktu. Istrinya itu selalu terlihat ceria dan jarang sekali mengeluh. Yura sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Penyakitnya pun jarang sekali kambuh.

Hingga 2 tahun lalu, kehadiran Jiseok dan Jaemin sepertinya masih begitu berdampak bagi kesehatan Yura. Ada banyak sesal yang sepertinya masih Yura pendam untuk kedua orang itu. Karena setelah kejadian 2 tahun lalu, Yura sering dilanda cemas berlebihan, dan emosinya menjadi tidak stabil.

Kehilangan Jiseok sepertinya menjadi alasan pertama kenapa Yura menderita. Apalagi sesal pada putra tertuanya yang secara tidak langsung telah Yura buang.

Dulu, Ia, Jiseok serta Yura adalah kawan baik. Mereka bertemu ketika hari penerimaan mahasiswa baru di kampus. Tidak sengaja saling mengenal dan akhirnya menjadi dekat. Mereka bertiga tidak terpisahkan.

Hingga pada akhirnya, ada cinta yang bersemi di hati Yura dan Jiseok. Dan mereka memutuskan untuk bersama. Disisi lain, cinta itu juga bersemi di hati Dojin. Tapi tampaknya waktu tidak mau menunggu. Hingga ia tertinggal satu langkah dibelakang Dojin.

Dan pada akhirnya setelah bertahun-tahun, Dojin mampu mengejar ketertinggalan itu. Meski harus melewati berbagai rintangan dan penderitaan yang akhirnya membuat Yura terluka separah ini.

Perpisahan Jiseok dan Yura tidak pernah Dojin bayangkan sebelumnya. Sebab, kedua orang itu begitu saling mencintai. Hingga Dojin pun tidak berani untuk bermimpi. Tapi melihat Yura yang saat ini duduk didepannya sambil sesekali tersenyum memandang ketiga putra mereka yang tengah makan, membuat Dojin sadar. Semua yang telah mereka lalui adalah nyata.

Mungkin masih ada rintangan dan penderitaan lain yang akan mereka lalu dimasa depan nanti. Tapi, sama seperti saat ini ketika Jaemin dan Jeno memutuskan untuk mengibarkan bendera putih barang sejenak demi kesembuhan Yura, Dojin yakin mereka mampu melewatinya bersama-sama.

"Gimana, enak?"

Suara wanita itu mengalun diantara dentingan sendok dan garpu. Membuat seluruh fokus Dojin kembali pada keadaan di meja makan.

Sedang anak sulungnya mengangguk dengan senyum tipis yang ia paksakan. "Enak." Jawab Jaemin.

Sarapan pagi ini seperti sarapan berhari-hari sebelumnya. Dengan Jaemin yang selalu berusaha bersikap biasa saja dihadapan sang Mama. Mengasingkan kebencian yang ia miliki disudut hatinya yang beku.