08). 45 Hari

55 2 0
                                    

Rindu tak bisa berhenti menggerutu di samping kak Wita saat kak Damar selesai memberi pengumuman singkat bahwa kak El akan bergabung dengan organisasi mereka. Mulutnya mencebik ketika kak El berterima kasih kepada Rindu karena telah merawat dirinya kala cowok itu sakit, alhasil hati kak El tergerak untuk menjadi seseorang yang bisa membantu orang lain. Alasan yang sebenarnya hanya bualan kak El saja, karena Rindu yakin kak El masuk organisasi ini agar bisa selalu menganggu Rindu.

"Gue seneng banget El denger lo mau gabung sama kami. Karena kami emang kekurangan anggota. Di sini cuma ada gue, Wita, sama Rindu. Masih kesusahan kalau pasien hari senin banyak. Belum lagi kalau ada yang tiba-tiba sakit di hari biasa. Kami nggak punya jadwal shift yang teratur karena nggak ada kerjasama dengan anggota PMR," jelas kak Damar menepuk pundak kak El pelan.

"Senang bisa sedikit meringankan beban lo, bro," balas El, tersenyum.

Kak Wita menjabat tangan kak El memberi selamat karena akhirnya kak El memiliki organisasi seperti siswa lainnya. Ternyata kak El ini cukup terkenal di angkatan mereka. Terkenal badung, karena selalu kena masalah setiap harinya. Melihat kini kak El memiliki kegiatan yang lebih positif, tentulah kak Wita selaku teman seangkatannya ikut senang.

"Semoga lo betah di sini," ucap kak Wita, melepas jabatan tangannya.

"Pasti lah. Kan ada yang bikin betah," jawab kak El melirik Rindu yang memasang wajah masam.

Setelah membahas sedikit tentang bagaimana sistem organisasi OKS kepada El, Damar mulai membagi shift-shift tugas berjaga mereka. Setiap dua minggu sekali mereka akan bergantian bertugas menjaga UKS, Damar dengan Wita melakukan penjagaan di minggu pertama dan kedua sedangkan Rindu dan El di minggu ketiga dan keempat.

"Loh kok aku dipasangin sama kak El? Kenapa nggak sama kak Wita aja, 'kan, sama-sama cewek," protes Rindu kepada kak Damar yang memasangkannya dengan kak El.

"Aku maunya sama kamu, Ndu." El malah menyerobot kak Damar yang hendak menjelaskan. Rindu melayangkan pelototan kesal kepada kak El, kemudian fokus lagi menunggu penjelasan dari kak Damar.

"Kita harus pasangan cewek-cowok, kan nggak ada yang tau siapa pasien yang akan kita rawat nanti. Kalau pasiennya cowok, biar El yang rawat, kalau pasien cewek, kamu yang rawat. Masa iya nanti kamu sama Wita usapin minyak kayu putih ke perut anak cowok. Mau kalian?"

"Ya nggak lah!" jawab kak Wita dengan cepat. "Juganya kalau Damar sama El jaga bareng, nanti mereka ngambil kesempatan dalam kesempitan kalau jaga pasien cewek. Bukannya nanya apa keluhan pasien, malah nanya nomor whatsapp-nya lagi."

Damar dan El tertawa bersama. Wita tau saja tabiat mereka berdua.

"Tuh, Ndu. Kita harus pasang-pasangan, biar saling menjaga dan saling melengkapi," celetuk El membuat sekitar jadi tambah panas. Rindu merasa keringat merembas di dalam kerudungnya. Lelah sekali berhadapan dengan kakak kelasnya ini.

"Tapi nanti kapan-kapan pasangannya diganti, 'kan? Aku nggak mau sama kak El terus." Tak peduli kak El akan tersinggung atau tidak, Rindu lebih baik blak-blakkan saja daripada dia harus merasa tak nyaman seumur hidup jika hanya pasrah dipasangkan dengan kak El.

"Kamu kayaknya nggak suka banget sama El. Emang kenapa, sih, Rin?" tanya kak Wita.

"Tau, tuh, nanti kalau lama-lama dia jadi suka sama gue, kan, berabe ya, Wit!"

Rindu mendelik. "Aku nggak bakal suka kok sama Kak El!" pungkasnya.

"Yakin?"

"Yakin lah!"

"Yaudah kalau yakin."

"Yaudah!" Rindu menarik napas dalam, sepertinya ia jadi sering marah-marah jika dekat dengan kak El.

45 Hari; Diharapkan Jatuh HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang