Hari ke-19, setelah kak El cuti.
El melambaikan tangan kepada Rindu yang baru sampai di restoran tempat mereka janji bertemu untuk merayakan ulang tahun El.
Gadis itu tersenyum menghampiri El yang sudah duduk rapi di meja yang mereka pesan dari jauh-jauh hari. Di atas meja itu sudah tersaji beberapa hidangan, dan satu kue ulang tahun lengkap dengan lilin di tengah-tengah kuenya.
"Yang lain belum pada datang Kak?" tanya Rindu sembari menyimpan tas dan paperbag di bangku sampingnya.
'Yang lain' dari yang Rindu maksud adalah; Caca, Mina, dan Kak Barga serta teman-teman kak El yang lain. Tentu saja Rindu tidak akan mau merayakan ulang tahun kal El jika hanya ada mereka berdua.
"Mereka datangnya satu jam lagi," jelas kak El membuat kening Rindu berkerut.
"Kok gitu?"
"Aku bilang sama mereka acaranya jam 5 sore, hehe. Supaya aku bisa ngobrol berdua dulu sama kamu," jujur kak El cengengesan.
"Astaga." Rindu menertawakan kelakuan kak El yang nyeleneh. Meski begitu kak El dengan cepat menjelaskan situasinya kalau mereka tidak benar-benar berduaan. Masih banyak pelanggan lain di restoran ini, dan kak El meminta pada Rindu untuk tidak kabur seperti di gang pintas waktu itu lagi. Rindu mengiyakan sembari meneruskan tawanya.
"Em ... Rara," panggil kak El dengan gelagat ingin membicarakan suatu hal padanya.
"Iya?" Dengan sabar Rindu menunggu kak El merangkai kata-kata yang ingin cowok itu ucapkan.
Setelah mengumpulkan keberanian dan keyakinan dalam dirinya akhirnya El memilih menatap mata Rindu tanpa ragu.
"Aku udah 100%, Ra. Kalau kamu? Kamu sudah berapa persen suka sama aku?"
Tiba-tiba saja Rindu merasa tangannya mendingin. Pernyataan sekaligus pertanyaan dari kak El berhasil membuat jantung Rindu berdetak bagai gong yang dipukul dengan palu, menggema.
Ia mencoba untuk tetap terlihat biasa-biasa saja dengan mengalihkan pandangannya ke kue ulang tahun kak El. Desain kue tersebut lucu, gambar doraemon. Rindu baru tau kak El masih menyukai animasi robot kucing tersebut.
"Emangnya aku pernah bilang kalau aku suka sama Kak El?"
Perkataan Rindu membuat benteng kepercayaan diri El langsung ambruk. Dulu El kebal dengan segala tolakkan Rindu padanya, tapi hari ini rasanya El ingin dengan ajaibnya menghilang seperti para pendekar di sinetron Raden Kian Santang.
"Eh iya ya ... kamu nggak pernah bilang kalau kamu suka sama aku deng, hehe." El beralih menundukkan kepalanya tak lagi mempunyai keberanian menatap mata Rindu yang memang sedari tadi tidak menatap matanya.
Ia menghela napas, apakah ini artinya dia beneran ditolak? Situasinya sungguh ambigu, El bahkan belum mengajak Rindu berpacaran.
Di saat El masih berperang dengan pikiran kalutnya, Rindu justru sibuk meminta korek api kepada pelayan yang lewat. El hanya memperhatikan gerak-gerik Rindu yang sepertinya ingin menyalakan lilin di kue ulang tahunnya.
Setelah lilin itu berhasil melahirkan api, Rindu kembali menatap El seraya memberikannya senyuman manis yang selalu El suka itu.
"Happy birthday to you ... Happy birthday to you ..."
Sesaat waktu seakan berhenti ketika Rindu mulai bernyanyi di depannya. Tidak ada suara lain yang dapat El dengar kecuali suara merdu Rindu yang kini jauh lebih merdu dari tawanya.
"Happy birthday, happy birthday ... Happy birthday Kak El! Selamat ulang tahun Kak El!"
El terperangah sangat Rindu berseru riang mengucapkan selamat ulang tahun dengan senyuman lebar yang membuat mata indahnya menyipit. Ini kali pertama El melihat Rindu secantik dan semenggemaskan sekarang. Jika saja mata manusia bisa merekam semua yang dia lihat, El ingin sekali merekam pemandangan di depannya saat ini juga. Takut sekali momen seperti ini tak bisa terulang lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
45 Hari; Diharapkan Jatuh Hati
Teen Fiction[END] Start: 8 Januari 2022 Finish: 15 Juni 2022 Mimpi buruk bagi Rindu Alana, gadis biasa yang salah nomor saat menelpon seseorang. Telpon nyasar yang membuat seorang Ellangga Dirgantara tak membiarkan satu hari pun dalam hidup Rindu menjadi tenang...