Chapter 3

281 30 1
                                    

[KEUNIKAN DARI SEORANG ALE]


"I only want you, I don't want anyone else

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I only want you, I don't want anyone else." -SEGITIGA


∆∆∆

Mobil pajero sport hitam milik keluarga Praharja memasuki kawasan parkiran sekolah. Aura kembali memancarkan senyuman kala banyak siswa siswi yang mengarahkan tatapannya melihat kearah mobil itu.

Arhan membuka self belt. "Udah sampai, mau diem terus disini?"

Merasa bahwa dirinya diajak berbicara gadis itu menatap lawan bicaranya, "Ini mau keluar kok." Aura langsung membuka sabuk pengaman dan mengambil ponselnya yang tergeletak diatas dashboard.

Saat mulai membuka pintu mobil, semua pandangan tertuju menatap kedua insan yang sudah beranjak keluar dari mobil sport dengan harga yang tidak bisa dibilang murah.

Banyak pandangan memuja melihat kecocokan dari kedua manusia lawan jenis itu. Tak jarang yang mengatakan bahwa mereka pasangan yang serasi, bahkan ada akun fanbase yang berisikan momen saat mereka bersama.

Meski tidak terlalu dekat tapi kedua manusia itu sering kali melaksanakan lomba-lomba sebagai perwakilan Sekolah ini. Jadi mereka mempunyai momen saat latihan, pelaksanaan Olimpiade, dan sekarang keduanya pulang bersama setelah selesai melaksanakan Olimpiade.

Arhan menatap acuh para siswi yang menatap kagum pada dirinya, ia berjalan terlebih dahulu meninggalkan Aura yang masih berdiam diri di parkiran.

Cowok itu melangkahkan kaki menuju kantin, mengedarkan pandangannya mencari seseorang. Seulas senyum tipis terbit dari bibirnya.

"ARHAN SINI!" lantas tanpa berpikir lagi cowok itu melangkahkan kakinya menuju salah satu meja kantin.

Mendudukan dirinya disebelah gadis yang berstatus sebagai sahabatnya, Ale.

"Gimana udah selesai?"

"Lancar nggak ngerjainnya?"

"Ada cewek cantik di Sma Pertiwi?"

Pertanyaan beruntun itu dikeluarkan dari mulut para sahabatnya, Arhan hanya mengakat jari jempolnya sebagai jawaban untuk semua pertanyaan itu.

"Udah makan dulu." perintah Eja menengahi kala melihat Algi serta Rey akan membuka suaranya lagi.

Seusai itu, meja kantin yang mengisi lima cowok serta satu cewek di tengah mereka menjalankan aktifitas memakan bakso Mang Koko.

Ale membuka tutup sambal lalu menuangkan dua sendok sambal saat akan menuangkan sambal ketiganya, sebuah tangan menahan pergelangan tangannya.
"Jangan terlalu banyak, nanti sakit perut."

SEGITIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang