Chapter 8

186 18 3
                                    

[TENTANG KITA YANG BEDA]

"Biar Tuhan yang menjawab sampai kapan kita akan bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Biar Tuhan yang menjawab sampai kapan kita akan bersama."


∆∆∆

"BANGUN DASAR KEBO!!" teriak Ale frustasi sambil menarik-narik selimut agar pemiliknya terbangun. "Kibal udah siang!!"

Alih-alih merasa terganggu Kibal malah menarik selimutnya menutupi seluruh badan dan kembali tidur dengan nyenyak. "Besok beli galon jangan lupa." ucap Kibal mengigau.

"Apa sih, ini anak malah ngelantur." Ale melirik sekeliling kamar Kibal mencari cara agar cowok pemilik kamar itu dapat terbangun.Mendapat ide yang menurutnya cemerlang membuat langkah Ale membuka gorden kamar Kibal lalu mematikan AC kamarnya.

Ale dengan terpaksa harus memasuki kamar Kibal lewat balkon untuk berangkat ke sekolah. Dilihat sang pemilik kamar belum terbangun, menjadikan Ale perlu mengobarkan seribu satu cara untuk membangunkan cowok berambut ikal.

Melihat sang empu yang mulai terganggu tidurnya. Ale mendudukkan diri diatas sofa yang tersedia dikamar Kibal, membuka ponselnya membalas pesan beruntun yang dikirimkan Arhan semalam.

Arhantu

Udah pulang?
18.00

Tadi Kibal bilang katanya kamu joget-joget dilampu merah, lain kali jangan gitu Al
18.25

Kalau udah sampe jangan lupa mandi dulu
Jangan langsung tidur
20.00

Udah ngerjain tugas belum?
Lagi tidur?
21.00

Alee
Besok gue jemput ya
21.10

Ale beneran udah tidur?
21.13

Udah bangun?
04.00

Ale terkekeh membaca pesan itu, dengan segera Ale menggerakan jarinya membalas pesan Arhan.

Kibal tukang boong jangan dipercaya

Hari ini nggak perlu jemput, gue bareng Kibal

Tugas seperti biasa belum dikerjain

Karena sinar matahari yang masuk dari celah kamarnya, Kibal terpaksa membuka mata secara perlahan sambil mengumpulkan nyawa.

Kibal menyibakkan selimut, saat menyadari apa yang terjadi cowok itu langsung melangkahkan kaki menuju Ale yang masih fokus menatap ponselnya sambil senyum-senyum sendiri.

Menarik telinga Ale membuat gadis yang sedang mengetikan balasan meringis kesakitan. "NGAPAIN LO PAGI-PAGI UDAH GANGGU GUE? NGGAK CUKUP APA LIAT GUE BAHAGIA?"

SEGITIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang