Nalesha Griya atau lebih dikenal oleh sebutan Ale. Siapa yang tidak mengenal siswi bernama Ale? mungkin, seluruh penghuni bahkan para mahluk halus SMA Andries mengenal gadis itu.
Satu-satunya siswi yang tidak pernah absen dari buku hitam BK membuat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Seharusnya cukup dengan pertemanan tidak perlu melibatkan perasaan "
∆∆∆
Perjalanan kali ini Ale lebih di dominasi keheningan ketimbang berbicara atau melakukan hal di luar nalar. Arhan merasakan perubahan mood perempuan itu, namun ia tak banyak bertanya mungkin karena masa halangan Ale masih berlanjut hingga saat ini.
30 menit motor yang di kendarai Arhan sudah berjalan menelusuri setiap jalan beraspal. Dan disini lah mereka disebuah hamparan air bercampur pasir yang begitu luas, pantai.
Merasa bahwa pantai adalah tempat yang cocok untuk disinggahi, tidak terlalu ramai dan tidak terlalu sepi juga. Ale akan melihat bagaimana nanti proses terbenamnya matahari.
Arhan menautkan jarinya pada jari Ale menuntun perempuan itu untuk lebih dalam memasuki kawasan pantai.
Ale menurut dan membalas genggaman Arhan tidak kalah erat. Kedua pasangan itu sengaja melepaskan sepatu dan meletakkannya dibawah pohon kelapa yang tidak terlalu jauh dari bibir pantai.
Sensasi yang dirasakan sungguh berbeda, hawanya lebih sejuk dan menenangkan hati serta pikiran.
Pilihan yang tepat untuk menginjakkan kaki di pantai, daripada harus berdiam diri di cafe atau menghabiskan uang, Ale lebih suka memilih bersantai di kawasan pantai.
Harga masuknya juga sangat terjangkau hanya perlu membayar sepuluh ribu untuk biaya parkir saja.
"Suka?"
Ale mengangguk bersamaan senyum tipis yang mengembang tanpa sadar. "Kenapa harus ke pantai?"
"Karena pantai bakal sangat jauh lebih indah saat ngeliat lo bisa senyum kayak sekarang. Keindahan pantai dua kali lipat saat dihiasi senyuman lo."
"Apaan sih Ar! males lo sekarang mainnya ngegembel terus." Ale memalingkan wajahnya menutupi rona merah di pipi agar tak terlihat Arhan.
"Gue mau kesana." mengakat jari telunjuk mengarah pada sebuah kursi gantung yang sengaja disediakan, ayunan dekat dengan pantai. "Ayo kesana, nanti malah di tempatin sama orang lain."
Arhan pasrah kala tangannya ditarik oleh Ale. Mungkin terlalu excited hingga membuat Ale hampir terjatuh untung saja Arhan dengan sigap menahan badannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.