Chapter 14

140 14 0
                                    

[TAWARAN MAKAN MALAM]

"Aku terlalu sering bermain dengan luka hingga lupa bagaimana caranya bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku terlalu sering bermain dengan luka hingga lupa bagaimana caranya bahagia."

∆∆∆

Cemburu namun bukan siapa-siapa yang berhak melarang untuk dekat dengan perempuan lain, itu yang sedang Ale rasakan. Gadis bar-bar yang kerap kali dipanggil Ale ternyata memiliki rasa cemburu yang berlebihan, wajar saja ia hanya takut Arhan pergi.

Tahu kan? Ale itu sensitif jika menyangkut hal kehilangan.

Ia tidak mau lagi kehilangan seseorang yang begitu berpengaruh besar dalam kehidupannya, sudah cukup kehilangan atas kepergian Mama-nya.

Ale menyadari bahwa ia cukup egois, semua orang bahkan tahu pasti manusia itu kerap kali datang dikehidupan kita dan bisa juga pergi dari kehidupan kita, begitulah faktanya.

Ale juga tidak dapat memaksakan seseorang untuk tidak datang ke kehidupannya dan Ale juga tidak bisa menahan seseorang yang akan pergi meninggalkan dirinya.

Setelah pengumuman atas kemenangan dua siswa kebangaan SMA Andries, seluruh murid alhasil dibubarkan.

Hingga saat ini Arhan belum juga memunculkan batang hidungnya dikelas, mungkin ia tengah berada diruang guru. Ale tidak terlalu fokus mendengar penjelasan guru yang sedang mengajar. Menolehkan kepala pada bangku belakang menatap Algi dan Rey.

"Istirahat jam berapa sih?" tanya Ale sedikit berbisik.

Algi melirik jam tangan yang melingkar di pergelangannya, "Lima menit lagi bel."

Ale mengangukan kepala lantas kembali duduk seperti biasa, mengamati sekeliling kelas. Ternyata bukan hanya dirinya yang malas mendengarkan materi, nyaris seluruh murid kelas juga sama asiknya dengan dunia mereka masing-masing.

Tring

Setelah lima menit yang terasa seperti satu jam bel pertanda istirahat berbunyi, memicu kegiatan belajar mereka terhenti. Ale menguap lebar kala Bu Susi sudah pergi meninggalkan kelas.

Rey berjalan ke arah bangku Ale. "Lo ngerti nggak materi tadi?" melontarkan pertanyaan yang sebenernya sudah ia ketahui jawabannya.

Ale mengelengkan kepala, "Enggak lah, gue laper gini gimana bisa ngerti?"

Ale beserta para komplotan RJE berjalan menuju kantin. Gadis dengan rambut yang dicempol asal sudah menampilkan wajah memohon untuk ditraktir. Selama perjalanan menuju kantin, tak pernah sedetikpun Ale menjauh dari ATM berjalannya.

"Ayo dong Bal traktir."

"Males."

"Pelit amat lo ke temen sendiri." lanjut Ale dengan nada yang dibuat semelas mungkin. "Gue pernah denger tetangga gue hidupnya sengsara karena pelit."

SEGITIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang