[MAIN KERUMAH ARHAN]
"Nge-crushin kamu nyari penyakit."
-Segitiga∆∆∆
"Baiklah pembelajaran kali ini saya tutup, sampai jumpa dipertemuan selanjutnya." setelah menunggu dua jam lamannya, waktu mengajar Pak Agus telah usai.
Saat melihat Pak Agus sudah beranjak meninggalkan kelas. Algi berserta Rey yang sedang bersembunyi mulai berjalan memasuki kelas, mereka langsung merebahkan diri diatas ubin.
Algi memejamkan mata sembari mengibaskan buku tulis diwajahnya, guna memunculkan angin. Begitu juga dengan yang dilakukan Rey.
Eja menatap malas kedua temannya yang tidak tahu malu itu, rebahan diatas ubin sungguh hal yang tidak akan pernah Eja lakukan.
"Lebay amat lo berdua, cuma disuruh sikat Wc aja udah tepar." Kibal berucap sembari fokus memakan permen karet.
Perlu kalian ketahui selain menyukai musik cowok berambut ikal itu juga sangat menyukai permen karet. Jika kalian buka tas gendong cowok itu pasti akan selalu menemukan permen karet. Hidup tanpa permen karet menurut Kibal sangat hampa.
"Lo nggak ngerasain gimana capeknya ngebersihin Wc!" Algi melemparkan robekan kertas yang sudah ia kepal hingga berbentuk seperti bola tepat pada wajah Kibal. "Bisa-bisa gue botakin tuh kumisnya Pak Agus!"
"Lah salah sendiri lupa sama pelajaran Pak Agus!" Kibal dengan sigap menangkap robekan kertas dan ia lembar kembali ke arah Algi.
"Pertarungan dimulai dari sekarang." Rey berucap sembari fokus memejamkan mata merasakan angin yang berhembus. Dan tepat saat Rey menyelesaikan ucapannya terjadilah acara lempar melempar kertas.
Ale mencatat materi yang baru saja tadi Pak Agus jelaskan. Meski tidak mempunyai otak pintar minimal buku catatannya harus lengkap dengan materi, agar memudahkan dirinya untuk belajar. Tapi entah kapan Ale akan belajar yang penting sekarang mencatat dulu, belajarnya belakangan.
Ale menutup buku tulisnya, gadis dengan rambut yang dicempol mengunakan jedai menggebrak mejanya. Membuat semua pasang mata menatap gadis itu serta kegiatan Algi dan Kibal yang saling adu lemparan kertas terhenti. "Kalian berisik banget!"
Algi dan Kibal sama-sama diam, mereka menatap satu sama lain dengan rasa permusuhan. "Awas lo liat pembalasan gue!" ujar Algi.
Rey membangunkan badannya, sudah cukup dengan istrihat rebahan diatas ubin. Beralih melangkahkan kaki menuju meja Kibal. "Dari pada berantem, mending kita kantin kuy!" ajak Rey dengan semangat empat lima.
Kelas selanjutnya diisi oleh pelajaran Biologi, tapi guru yang mengajar kebetulan tidak memasuki kelas. Katanya, kucing yang ia pelihara selama tiga tahun terakhir meninggal karena tidak sengaja makan racun tikus.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGITIGA
Teen FictionNalesha Griya atau lebih dikenal oleh sebutan Ale. Siapa yang tidak mengenal siswi bernama Ale? mungkin, seluruh penghuni bahkan para mahluk halus SMA Andries mengenal gadis itu. Satu-satunya siswi yang tidak pernah absen dari buku hitam BK membuat...