Chapter 10

221 21 0
                                    

[PASAR MALAM DAN BONSET]

"Terjebak rasa nyaman, namun ingat kita hanya sebatas teman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terjebak rasa nyaman, namun ingat kita hanya sebatas teman."

∆∆∆

"Lo nggak bosen cari perkara terus, Al?" Bastian menatap malas sepupunya. Apakah begitu sulit untuk menghindari masalah? Mengapa sepupu Bastian yang satu ini sangat antusias sekali jika berhadapan dengan masalah.

"Gue heran sama lo, nggak ada kapok-kapoknya sama sekali. Lo dikasih hukuman suruh hitung pasir pantai aja gue yakin tetap cari masalah." cecar Bastian menghakimi.

Bastian bangkit dari duduknya, menyalakan ponsel lalu memangil seseorang. Seperkian detik lamanya ponsel pun terhubung pada seseorang di sebrang sana. Ale menghela nafas berat, tak lain yang Bastian hubungi adalah Papahnya.

"Bagaimana Bastian?" suara dari sebrang sana pun terdengar memasuki gendang telinga Ale. Bastian sengaja menyalakan loudspeaker agar dapat didengar Ale.

"Kayak biasa Om, Ale buat masalah lagi di sekolah, kali ini dia nekat main fisik. Dan ternyata beberapa hari lalu Ale sudah memecahkan kaca laboratorium, jadi kali ini guru BK kasih surat peringatan." adu Bastian pada Farhan.

Ale dapat merasakan suara Farhan yang berdecak malas dibalik telepon. "Om sudah capek sama kelakuan dia, biarkan saja anak itu melakukan hal sesuka dirinya. Om matikan teleponnya dulu disini sibuk."

"Iya Om, Bastian cuma mau ngasih tahu kelakuan anak Om aja. Kabar Aileen bagaimana?"

"Belum ada perkembangan, Bastian. Kita tunggu saja beberapa hari lagi menunggu kabar yang terbaik untuk Aileen." Ale menangkap dengan jelas intonasi Farhan kala membahas Aileen, ada raut khawatir terselip pada suaranya.

Sambungan telepon terputus, Ale segera beranjak meninggalkan Bastian. Saat sampai di rumah, Bastian menahan pergerakan Ale. Berakhir Ale harus mendengarkan ceramah atau lebih tepatnya cemoohan Bastian.

Ale tahu, Bastian belum bisa melupakan Tamara. Meski hubungan diantara mereka telah kandas beberapa bulan lalu. Ale sendiri tidak mengetahui alasan dibalik putusnya hubungan mereka, dan lebih jelasnya tidak mau tahu.

Bastian menahan lengan Ale. "Mau kemana lo? gue belum selesai ngomong."

"Lo mau ngomong apa lagi sih? nggak capek apa ngurusin kehidupan gue terus, kayak yang kehidupan lo aja udah paling bener. Noh urusin sidang skripsi jangan mikirin mantan aja bisanya!"

∆∆∆

Remaja Jompo Encok

Rey
Keju mozzarella khas Bandung kakak

Algi
Bukan khas Malang, Bro?

Rey
Bosen, di Malang nggak ada seblak

SEGITIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang