Chapter 17

129 15 9
                                    

[HURT]

"Terkadang perbedaan bukan hanya untuk menyatukan namum juga memisahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang perbedaan bukan hanya untuk menyatukan namum juga memisahkan."

∆∆∆

Pukul 23.30 waktu Indonesia bagian barat, gadis yang terus bergerak gelisah diatas kasur belum juga menutup matanya untuk beristirahat. Ia menyadari tindakannya benar namun bagaimana nanti tanggapan Farhan?

Mobil Farhan belum terparkir di dalam garasi entah kemana Papahnya selarut ini belum menginjakkan kaki di rumah. Ale pulang dengan memesan ojek online, padahal bisa saja ia meminta jemput Arhan namun jika cowok itu bertanya mengapa pulang terlebih dahulu Ale bingung harus menjawab apa, gadis itu tidak mau memberitahu Arhan.

Berganti posisi duduk dengan kedua kaki yang ia peluk, memikirkan perkiraan letak keberadaan Farhan. Apakah restoran tadi buka 24 jam?

Ale sedikit menyibakkan selimutnya berganti berjalan kearah jendela, mengintip perkarangan rumah dibalik gorden yang sedikit ia sampirkan.

"Sedang apa kamu?" suara yang sendari tadi memenuhi otak serta pikirannya membuat Ale terlonjak kaget lantas segera membalikan badan dengan kedua mata membulat sempurna.

"Papah?"

Farhan menangkap dengan jelas raut wajah Ale yang sedikit pias. "Apa yang kamu lakukan tadi Ale!?" Farhan membuang nafas kasar. "Kamu tidak sopan, saya tidak suka dengan sikap kamu yang seperti tadi."

"Tapi Pah, Ale cu-"

"Tindakan kamu tidak bisa dibenarkan Ale! Kamu sudah berprilaku kasar didepan orang tua, apakah saya mengajari kamu seperti tadi hah? Saya kecewa sama kamu!" cecar Farhan dengan nada sedikit keras.

"Pah dengerin Ale dulu!"

"Apa yang perlu saya dengar? Mendengarkan penjelasan bahwa kamu sengaja mengajak anak Pak Teguh untuk tidur bersama?"

Ale mengeryit kala Farhan selesai berbicara. Tidur bersama? bahkan Ale tidak tertarik dengan cowok itu.

"Papah ngomong apa sih? Kalau Papah nggak tau alasan Ale jangan ngomong seenaknya bisa? Ale bahkan nggak serendah itu!"

"Kamu mengajak Tama tidur bersama tapi saat kamu ditolak dengan kurang ajar kamu menampar dia."

"Ale sama sekali nggak ngelakuin itu. Asal papah tahu, dia secara nggak sopan pegang bahkan ngelus paha Ale!" gadis itu memalingkan wajahnya enggan menatap Farhan.

Farhan membeku, penjelasan antara kedua pihak benar-benar berbeda. Tama menjelaskan bahwa Ale yang memulai untuk mengajak tidur bersama namun dilain hal bahwa disini Tama yang secara kurang ajar melecehkan Ale.

"Ale ngantuk, Papah bisa keluar sekarang."

"Apapun alasan kamu, itu tetap salah. Perbaiki sifat tidak sopan kamu Al."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEGITIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang